Ada Tujuh Bahasa Ibu di Papua Bakal Jadi Kurikulum Sekolah

Ilustrasi murud sekolah dasar di Papua/google

JAYAPURA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Pendidikan saat ini tengah mengembangkan kurikulum berbasis bahasa ibu bekerja sama dengan Summer Institute of Linguistics (SIL) di Sentani.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Papua Protasius Lobya menyebutkan, ada tujuh bahasa ibu yang sedang dikembangkan yakni Waropen, Sentani, Mee, Komoro, Mee di Yahukimo, Animha dan Lanny di Kuyawage.

"Bahkan bahasa Lanny di Kuyawage telah diterapkan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menggunakan tablet untuk sistem pembelajarannya," sebut Protasius Lobya di Jayapura belum lama ini.

Menurut dia, khusus untuk bahasa Lanny di Kuyawage, pihaknya juga bekerja sama dengan yayasan perguruan tinggi di Belanda dalam menerjemahkannya ke dalam dua bahasa yang diaplikasikan ke tablet.

"Kami berharap ke depan, sekolah dengan kurikulum berbasis bahasa ibu tersebut dapat menjadi rujukan untuk menjadi pusat penelitian bagi daerah-daerah lain,"harapnya.

Lanjut katanya, memang tidak mudah membuat dan menyusun kurikulum bahasa ibu atau bahasa daerah ini. Untuk Provinsi Papua, memang telah ada namun masih dalam taraf kurikulum serta peningkatan kompetensi tutor (pengajar).

"Ke depan, jika kemampuan fiskal daerah meningkat maka lembaganya dapat dibantu, contoh yang sudah ada kini adalah PAUD terintegrasi dengan 'life skill' dan taman bacaan,"katanya.

Protasius menambahkan, ke depan kurikulum berbasis bahasa ibu ini akan lebih disinergikan melalui pengembangan PAUD terintegrasi "life skill" bekerja sama dengan TP PKK Provinsi Papua.*