SORONG-Diduga edarkan narkoba, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta, Indra Wijaya (30) meregang nyawa ditangan aparat Kepolisian, saat operasi tangkap tangan, di Jalan Pramuka Kota Sorong, Papua Barat, Senin (21/1) malam.
Kapolres Kabupaten Sorong, I Made Sidan Sutrahma dalam keterangannya menjelaskan bahwa anggota Sat Narkoba memperoleh informasi dari masyarakat bahwa terduga IW bersama rekannya kerap melakukan transaksi narkoba.
Kemudian jajaran Satnarkoba melakukan pengintaian dan hendak mengamankan tersangka IW dan rekannya Danang alias DN pada malam hari kejadian.
"Saat anggota saya mengamankan, korban melawan dengan melarikan diri sehingga anggota mengeluarkan tembakan. Saat itu korban juga sempat melawan petugas dengan mengeluarkan senjata tajam berupa badik. Spontanitas anggota melumpuhkan korban dengan menembakan satu peluru di bagian paha korban. Setelah dilumpuhkan, korban juga sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Tersangka ini diketahui dari dokter yang menangani bahwa korban juga habis "pakai" jadi kehabisan darah dan akhirnya meninggal. Kami juga berhasil mengamankan Barang Bukti berupa Shabu-shabu sekitar 2 gram, korek api, alat penghisap, badik dan bercak darah. Sedangkan teman korban IW bernama Danang yang sempat melarikan diri, sudah berhasil diamankan," terang Kapolres.
Selain itu, tindakan anggotanya dalam melumpuhkan IW sudah sesuai prosedur. Dirinya pun menyerahkan perkara ini kepada tim investigasi Polda Papua Barat agar mendapatkan hasil yang objektif.
"Saya serahkan ke tim investigasi dari Polda untuk mengumpulkan keterangan dan pemeriksaan saksi-saksi di lapangan. Saya, tidak bisa memutuskan, anak buah saya melakukan tugas dan sudah melaporkannya," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pihak keluarga Korban, Muhammad Rifai meminta Kapolres bertanggung jawab atas meninggalnya anggota keluarga mereka dan dicopot dari jabatannya karena lalai.
"Kami minta dari propam, Kapolres Aimas harus diperiksa, Kasat narkoba juga harus diperiksa. Mereka bilang, Dia bandar, yang bisa buktikan bandar itu mana? Kok dia dihakimi dan langsung dibunuh. Kalau mau kasih peringatan ya dilumpuhkan dikaki. Ini tembakan pada bagian mematikan. Alasan apapun yang dipakai dari pihak kepolisian, kami tidak menerima," tegas Rifai.
Akibat kekecewaan terhadap Kepolisian, keluarga, kerabat, sahabat dan tetangga korban melakukan aksi solidaritas dengan membakar ban dijalan dekat kediaman korban.
Aksi bakar ban ini sempat membuat kemacetan di sepanjang jalan tersebut, namun aktifitas warga termasuk pelayanan di kantor Kependudukan dan Catatan Sipil yang dekat dengan aksi bakar ban tetap berjalan seperti biasa.
Pantauan media ini, usai mendapatkan kepastian hukum dari Polda Papua Barat dengan turun langsungnya Kabid Propam, AKBP Rudy Prasetyo ke kediaman korban, korban direncanakan dimakamkan di pemakaman keluarga sore ini.*