JAYAPURA – Pemerintah Kabupaten Asmat, Provinsi Papua tahun ini memprogramkan pembangunan pasar di setiap Distrik.
Bupati Kabupaten Asmat, Elias Kambu mengungkapkan, pembangunan pasar tersebut guna meningkatkan aktivitas perekonomian warganya.
Keberadaan pasar diharapkan mampu mendorong warga asli setempat untuk menjual hasil buminya, sehingga memiliki pendapatan dan kesejahteraan kian meningkat.
"Memang kita ingin terus dorong warga asli supaya bisa menguasai ekonomi di Asmat. Sehingga kedepan kita memulai dari pinggir. Dimana keberadaan pasar di setiap ibukota distrik, merupakan hal yang penting untuk diwujudkan,” ungkap Elias di Jayapura, Jumat (19/1/2019)
Menurutnya, sampai saat ini perekonomian di Asmat masih dikuasai masyarakat pendatang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah pedagang yang berjualan di pasar, hingga kios-kios yang dibangun di wilayah perkotaan Agats.
Dilain pihak, saat ini masyarakat Asmat baru sekitar 65 tahun bersentuhan dengan dunia luar. Sehingga dari sisi teori peradaban, perkembangannya belum dapat mengikuti wilayah lainnya di Papua, seperti di Kota Jayapura.
“Waktu saya masuk pada 2001 lalu di Kabupaten Asmat, perempuan asli setempat belum tahu jual sayur. Namun sekarang ini sudah banyak yang berdagang,” tuturnya.
Oleh karenanya, lanjut Elias, jika dilihat perbandingan sekarang untuk kebutuhan bahan lokal, seperti sayur, ubi dan lainnya masih dijual oleh pedagang asli setempat. Sementara untuk kebutuhan lainnya memang masih dikuasai oleh pedagang pendatang.
"Tapi pelan tapi pasti kita mau rubah ini,” ujar optimis
Kedepan, pihaknya akan berupaya menampung seluruh hasil bumi pertanian warga setempat. Sebab sebagian besar hasil bumi yang ada itu, mesti dikonsumsi karena tak bisa dijual seluruhnya.
Pemerintah ke depan juga berjanji akan meningkatkan program kebijakan peningkatan kapasitas warga asli setempat. Oleh karenya dia meminta dukungan penuh masyarakat maupun stake holder terkait, termasuk media dalam memberi edukasi, agar upaya tersebut bisa berjalan sesuai harapan.*