JAYAPURA - Di tengah kesibukan tim-tim sepak bola Indonesia lainnya yang sedang gencar berburu dan mengumumkan rekrutan anyarnya, Persipura Jayapura masih dipusingkan dengan kepastian pihak sponsor yang belum memberikan lampu hijau terkait nota kesepahaman.
Asisten manajer dan juru bicara Persipura, Bento Madubun pun mengakui jika pihaknya sudah berkomunikasi secara intens dan bernegosiasi dengan PT Bank Papua.
"Kita sudah bicara sama Bank Papua, pada dasarnya sudah ok, tinggal finishing saja. Kita sudah bicara," ujar Bento saat dihubungi, Rabu (16/1).
Meski sudah terbuka kepada publik soal kepastian akan tetap mensponsori Persipura di musim depan, namun manajemen Bank Papua sendiri masih bertele-tele dalam menentukan besaran dana yang ingin digelontorkan untuk mendukung Persipura.
Padahal, Bank Papua sendiri melalui para petingginya sudah menyatakan akan tetap mensponsori Persipura tapi dengan nilai dikisaran Rp 10 miliar hingga Rp 12 miliar dari semula yang diinginkan oleh Persipura sebesar Rp 15 miliar.
"Tidak menutup kemungkinan kedepannya permintaan itu akan kami penuhi. Kalau nilainya Rp 10 miliar hingga Rp 12 miliar mungkin tidak mengganggu kondisi keuangan saat ini karena itu kita akan masukkan dalam rencana bisnis di tahun 2019," terang Direktur Operasional Bank Papua, Isak Wopari, belum lama ini.
"Bank Papua dengan Persipura itu sebenarnya tidak bisa dipisahkan, mereka itu seperti air dan beras, jadi kita tetap dukung seoptimal mungkin," ujar Direktur Bisnis Bank Papua, Sadar Sebayang, juga baru-baru ini.
Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano (BTM) pun merasa kecewa dengan keterlambatan respons Bank Papua tersebut. Pasalnya, Persipura kian tertinggal dari tim-tim lainnya dalam mempersiapkan skuat untuk kompetisi musim depan.
“Saya kan sudah deal Rp 12 miliar, tinggal tandatangan saja kok susah banget, Persipura kan Papua dan apa sulitnya membantu Persipura kan bank Papua milik Papua dan yang main di Persipura kan anak Papua juga," keluh BTM.
BTM bahkan berdalih jika pihaknya sudah turut berkontribusi bagi Bank Papua, hal ini dibuktikannya dengan upaya Pemerintah Kota yang telah menyalurkan ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk membuka rekening dan menggunakan kartu debit Persipura di Bank Papua.
Tak hanya itu, BTM pun sudah meminta kepada seluruh pengusaha di Kota Jayapura untuk melakukan hal yang sama.
"Kita minta para pengusaha juga setor di Papua dan mereka sudah lakukan itu. Dan kalau bisa masyarakat Jayapura ayo mari buka debit Persipura itu," ujarnya.
Segala upaya dan negosiasi terus dilakukan oleh manajemen klub sepak bola kebanggaan masyarakat Papua untuk bisa mendapatkan sponsor jelang kompetisi musim depan. Namun pihak Bank Papua pun belum memberikan kepastian kapan akan memulai penandatanganan nota kesepahaman.
Lalu, apa yang menjadi penyebab bertele-telenya Bank Papua dalam menentukan dan memutuskan besaran nilai sponsor untuk Persipura? *