JAYAPURA,-Pihak Komisi III yang membidangi Keuangan dan Aset Daerah pada DPR Papua, menyambut baik sudah terjadinya penggabungan atau merger antara Perusahaan Daerah (PD) Irian Bhakti kedalam PT Irian Bhakti Mandiri (IBM) Holding Company.
Apalagi, proses ini relatif memakan waktu yang sangat panjang kurang lebih lima tahun, dari Dirut IBM sebelumnya Yance Lagu hingga saat ini dibawah kepemimpinan Yumin Wonda.
“Kita apresiasi atas kerja keras pak Yumin Wonda dan kawan-kawan di PT IBM dan manajemen baru PD Irian Bhakti yang sudah berhasil wujudkan merger ini. Sebab selama ini dewa khawatir dan menunggu serta mamantau dan mengawasi proses perkembangan merger yang prosesnya selama lima tahun ini, tetapi baru terjadi sekarang terjadi. Oleh karena itu, hasil yang baik dipenghujung tahun 2018 bagi Papua harus kita syukuri,” papar ketua Komisi III DPR Papua, Carolus Bolly, SE.MM melalui sambungan ponsel, Sabtu (29/12).
Meski demikian, lanjut Carolus Bolly, harus disadari bersama bahwa tantangan kedepan masih berat, dengan bagaimana manajamen PT IBM maupun pihaknya di Dewan, adalah bagaimana IBM bisa menghasilkan kedepannya. Palling tidak, yang pertama PT IBM bisa menuju kepada mencapai produktivitas perusahaan dalam rangka Break Event Point alias BEP.
“BEP secara umum adalah bagaimana dia (PT. IBM-red) bisa mengembalikan dana penyertaan modal dari pemerintah yang sudah diberikan secara bertaham selama ini, yakni lebih kurang Rp.500 miliar. Nah Bagaimana semua anak perusahaan bisa berproduksi maksimal untuk minimal mengembalikan penyertaan modal itu,” ujarnya.
Tak sampai disitu, masih menurut Carolus Bolly, setelah mengembalikan penyertaan modal dari pemerintah daerah, tentu kedepannya adalah mengharapkan PT. IBM memberikan pendapatan bagi Papua.
Dia menambahkan, disisi lain juga, pihak Komisi III DPR Papua masih tetap berada pada pendirian dan pendapat, bahwa perusahaan atau anak perusahaan PT.IBM yang tidak menghasilkan lagi sebaiknya kita ditutup, dan fokus pada perusahaan yang benar-benar bisa memberikan kontribusi.
“Masih ada “Pekerjaan Rumah” lain juga yang harus diselesaikan IBM dan Pemda sendiri, yakni terkait percetakan Rakyat Papua dan TV Mandiri Papua. Walaupun, TV Mandiri kalau tak salah masih belum jadi anak perusahaan PT IBM. Tetapi, itu menjadi suatu catatan yang harus menjadi perhatian kita semua. Agar, dalam pemerintahan dua periode Gubernur Lukas Enembe dan Wagub Klemen Tinal nantinya, tidak meninggalkan jejak-jejak perusahaan yang tidak produktif. Itu harapan komisi III,” bilang Carolus.
Kalau perusahaan tidak menghasilkan, ujungnya menjadi beban APBD Pemprov. Itu konsekuensinya. Oleh karena itu dengan Merger ini maka manajemen yang sudah tergabung menjadi satu harus mulai selektif. Pekerjaan pertama adalah bagaimana mulai menyeleksi anak perusahaan mana yang produktif,” sambungnya.
Carolus kembali menuturkan, pada prinsipnya pihak DPR Papua dalam hal ini Komiis III yang membidangi Keuangan dan Aset Daerah, memberi apresiasi yang tinggi atas sudah terjadinya proses merger antara PD Irian Bhakti kedalam PT. IBM Holding Company.
Sebelumnya Setelah melalui proses yang relatif berliku dan jangka waktu yang panjang, proses penggabungan alias Merger Perusahaan Daerah (PD) Irian Bhakti ke PT. Irian Bhakti Mandiri (IBM) Holding Company akhirnya secara resmi dilakukan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang berlangsung di Gedung Negara Jayapura, Jumat (29/12/2018) malam.
Sempat tertunda waktu pelaksanaan RUPS dari sore ke malam hari, RUPS luar biasa dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Papua, Heri Dosinaen yang mendapat mandat resmi dari Gubernur Papua Lukas Enembe selaku pemegang saham tertinggi. RUPS Luar biasa dihadiri jajaran direksi dan Komisaris PT. IBM Holding Company, diantaranya Direktur Utama, Yumin Wonda, Komisaris Johanis Saraun, dan Direktur Keuangan Melo Hironimus.*