MANOKWARI,- Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Provinsi Papua Barat Maurids Saiba mengatakan, pemicu meningkatnya angka penyakit HIV/AIDS di Papua Barat, karena dipengaruhi dua hal.
Pertama, dipengaruhi minuman keras yang berlebihan sehingga memicu meningkatnya keinginan berhubungan seksual. Kedua, penggunaan narkoba. Tidak sampai di situ, jajan sembarangan tanpa menggunakan pengaman (kondom), juga berpengaruh sekali kepada setiap oknum manusia dengan tingkat ketidakpuasan hubungan seksual kepada pasangan hidup dan gonta ganti pasangan.
Menurut Maurids, angka penderita HIV/AIDS hingga ribuan orang Papua di Papua Barat bukan menurun tetapi terus meningkat. Kondisi itu sangat mematikan generasi Papua ke depannya.
Padahal, orang asli Papua sudah sedikit, namun kebiasaan buruk dan mental tidak menjaga kesehatan yang menyebabkan meningkatnya kematian lantaran penyakit menular tersebut.
"Jadi untuk menyelamatkan generasi Papua dan keluarga Papua kedepannya, maka pemerintah tidak boleh diam tetapi lakukan sosialisasi stop HIV/AIDS," pesan Saiba, Selasa (18/12).
Salah satu anggota DPR Papua Barat asal fraksi otsus ini memberikan apresiasi kepada LSM Yayasan Jaringan Makmur Nusantara karena melakukan sosialisasi penyakit HIV/AIDS kepada masyarakat Pulau Mansinam.
Ditegaskan Saiba bahwa secara religius Papua mengenal injil berawal dari Pulau Mansinam, maka sangat tepat ketika masyarakat Mansinam menjadi contoh dalam mengkampanyekan stop HIV/AIDS.
Sosialisai HIV/AIDS yang dilakukan Jaringan Makmur Nusantara oleh Direktur Ronald Mambieuw dan tim kerja merupakan bagian yang patut didukung pemerintah, sebab LSM seperti ini ikut membantu pemerintah, maka perlu mereka ditunjang dana yang cukup sehingga kegiatan dari Mansinam bisa menyebar ke daerah lain di Papua Barat. *