MANOKWARI- Kenaikan harga tiket maskapai rute Papua, Papua Barat-Jakarta, sebaliknya Jakarta-Papua kini meroket, DPR Papua Barat pun angkat bicara. Dengan kondisi ini, DPR minta Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat maupun Kementerian Perhubungan Republik Indonesia untuk bertanggung jawab.
Kenaikan harga tiket pesawat untuk semua maskapai rute Jakarta, Papua dan Papua Barat sangat mahal dan bisa sampai 5 kali lipat dari harga biasa. Ada apa, kenapa di Papua setiap tahun-Nya tiket pesawat naik, apalagi saat memasuki perayaan Natal, lebaran dan saat libur sekolah.
Anggota dewan Papua Barat asal Partai Golkar Febri Jein Andjar mengemukakan bahwa, pernah hal ini dipertanyakan, kenapa kenaikan tiket pesawat rute Papua Barat-Jakarta naik, namun pihak Kabandara Sorong menjelaskan bahwa sudah batas atas harga.
"Jadi, harga tiket 85% saja sudah sangat mahal, apalagi harga 100% yang diterapkan dan memasuki hari liburan saat seperti ini, dimana maskapai melalui marketing mereka melihat suasana tingkat mobilitas masyarakat saat menggunakan maskapai," sebut Andjar.
Dewan perempuan asal dapil Sorong ini menjelaskan bahwa ketika hari biasa harga tiket murah, tetapi disaat liburan natal atau lebaran mereka menaikan harga tiket dan sudah menjadi hukum ekonomi, bahkan perusahaan maskapai menggunakan batas harga atas.
Satu lagi masalah yang menguntungkan maskapai karena sedikitnya maskapai yang masuk ke Papua dan Papua Barat, maka disitulah telrihat persaingan bisnis penerbangan terjadi.
"Kalau armada banyak ke Papua dan Papua Barat, maka harga tiket akan turun. Meskipun ada aturan harga penerbangan, namun karena bisnis perusahaan sehingga harga tiket maskapai tidak bisa dijangkau dan mereka (perusahaan) punya aturan sendiri," jelas Febri, Rabu (12/12).
Hal senada pun disampaikan oleh politikus PKB Papua Barat Sanusi Rahaningmas menanggapi kenaikan harga tiket yang tidak lagi wajar bagi masyarakat Papua Barat.
Kata Sanusi, jangankan harga tiket pesawat Papua Barat ke Jakarta yang 5 kali liptlat harganya, namun Sorong-Manokwari yang harganya normal berkisar Rp 300-600 ribu untuk semua maskapai seperti Batik Air, Sriwijaya dan Garuda, namun saat ini naik sampe Rp 2 juta.
Dengan kondisi ini tentu saja membuat masyarakat Papua Barat kesulitan untuk berliburan ke luar Papua. Oleh karena itu pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah tidak boleh berdiam diri, namun memastikan kepada maskapai.
"Kenapa Papua selalu menjadi masalah serius dengan penerbangan dan pelayaran, bahkan tiket mahal sampe bisa 5 kali lipat dari harga normal. Ataukah jangan sampe ada pemain nakal di setiap maskapai untuk tekankan harga tiket di Papua" ungkap Sanusi.
Harga tiket maskapai juga dirasakan George Dedaida salah satu tokoh pemuda Papua Barat ketika pekan lalu dari Sorong ke Jakarta, ia mengaku bahwa tekanan harga tiket menjelang Natal seperti ini seakan diabaikan pemerintah.
Bahkan terkesan pemerintah Pusat tidak perduli, berbeda ketika lebaran pemerintah Pusat sibuk mengatur dan memantau arus mudik, namun di saat natal pemerintah berdiam diri. *
Harga Tiket Papua-Jakarta Naik 5 Kali Lipat, DPR-PB Angkat Bicara
Anggota DPR-PB Febrian Handjar/Albert