JAYAPURA, – Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Josua Pandit Sembiring mengaku, sebagian warga dari Distrik Yigi dan Mbua di kabupaten Nduga yang sebelumnya lari ke hutan pasca pembantaian karyawan PT.Istaka, dua pekan lalu, kini telah kembali kerumahnya masing masing
Kepada pers di Jayapura, Kamis (13/12) Pangdam Josua mengungkapkan, tim gabungan TNI Polri yang melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), memang menemukan ada warga yang bersembunyi di hutan.
"Wajar mereka (warga) mengungsi ke hutan karena ada kejadian seperti itu, pastinya mereka juga takut,"ungkap Pangdam.
Menurut Pangdam Josua, dirinya dan juga Kapolda langsung turun ke lokasi kejadian. Hal ini mengingat baik TNI maupun Polri merupakan simbol negara yang harus hadir untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat
"Setiap kami lakukan penyisiran dan bertemu warga kami selalu himbau mereka untuk kembali ke tempat mereka, inilah tugas TNI-Polri hadir memberikan kenyamanan bagi masyarakat,” ungkapnya lagi.
Dijelaskan, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap Egianus Kogoya dan kelompoknya. Kata dia, untuk menangkap para pelaku memang tidak mudah. Medan berat dan cuaca yang ekstrem menjadi kendala utama dalam pengejaran. Selain mengejar pelaku, tim gabungan juga masih melakukan pencarian terhadap empat karyawan PT.Istaka yang masih dinyatakan hilang. Penyisiran masih di seputaran puncak gunung kabo, yang menjadi lokasi pembantaian para pekerja jalan Trans Papua pada 2 Desember lalu, sehari setelah perayaan HUT OPM 1 desember.
Menyoal jumlah korban penembakan yang masih simpang siur, ditegaskan Pangdam berjumlah 25 orang, terdiri dari 24 orang karyawan PT. Istaka Karya dan satu orang pegawai PUPR.Dimana 17 diantaranya ditemukan tewas, 4 orang selamat dan 4 lainnya hingga kini masih dalam pencarian. Ke 25 orang ini tengah mengerjakan pembangunan jembatan di kali Yigi dan Aurak, yang merupakan bagian dari proyek pembangunan jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga.
Sebelumnya, Bupati kabupaten Puncak, Willem Wandik mengusulkan agar dibentuk tim relawan yang terdiri dari berbagai unsur sipil guna memulangkan warga yang mengungsi ke hutan.
Menurut Willem, tokoh gereja setempat, pemuka adat dan juga dari pemerintah (Provinsi dan kabupaten) serta DPR harus turun langsung untuk memulangkan warga ke rumahnya. Sebab dikhawatirkan, warga akan mengalami kelaparan setelah berhari hari didalam hutan. Dia juga menyayangkan insiden penembakan ini terjadi dalam suasana Natal. *