MANOKWARI,- Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku (Pamalu) bersama dengan BP Indonesia memberikan informasi terbaru (update) terkait kemajuan proyek Tanggih Train 3 secara khusus kaitan dengan ketenagakerjaan lokal, komitmen Amdal Tangguh dan manfaatnya.
Kepala Perwakilan SKk Migas Pamalu, A. Rinto Pudyantoro saat jumpa wartawan di salah satu hotel di Manokwari, Rabu (12/12), mengatakan, proyek pemgembangan Tangguh Train 3 sebagai salah satu proyek strategis Nasional, sebab tidak hanya berkontribusi terhadap penerimaan negara, tetapi juga mendukung perekonomian nasional dengan merangsang keterlibatan antar sektor.
Menurut Rinto bahwa proyek Tangguh Train 3 sangat membutuhkan sinergi antara seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat nasional dan daerah. Oleh karena-Nya pola komunikasi yang terbuka dan saling menguntungkan antara Tangguh dan para pemangku kepentingan agar Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni yang dimulai sejak Agustus 206 lalu bisa berjalan.
Kata Rinto, tenaga kerja dimulai dari tingkat tidak terampil sampai dengan manajerial. Dimana prinsip-prinsip perekrutan tenaga kerja berlangsung di Teluk Bintuni, Fakfak, Manokwari dan Kota Sorong Provinsi Papua Barat melalui dinas tenaga kerja dan transmigrasi (Disnakertrans) setempat tanpa pungutan liar.
Perekrutan tenaga kerja ini merupakan tingkat koordinasi erat antara pemerintah melalui dinas tenaga kerja, SKK Mugas dan BP Indonesia.
Rinto menambahkan, saat ini pembangunan Train 3 di Tangguh sedang berlangsung, sedangkan dua anjungan lepas pantai dan jalur pipa bawah laut telah dipasang dan diharapkan dapat diselesaukan sesui target.
Sementara itu, Tangguh Suistainability Project and External Interface Manager, Budi Hermawan mengatakan, proyek pengembangan Tangguh Train 3 adalah kemitraan antara pemerintah Indonesia dengan BP Indonesia.
Melalui proyek ini, produksi gas alam cair kilang Tangguh LNG yang berlokasi di Teluk Bintiuni Papua Barat saat ini, meningkat sebesar 3,8 juta ton LNG per tahun sehingga total produksi akan menjadi 11,4 juta ton per tahun. Maka sebanyak 75% dari produksi Tangguh Train 3 akan disalurkan ke PLN.
Kata dia, pengembangan tangguh Train 3 melibatkan masyarakat Papua sebagai tenaga kerja selama kontruksi, baik itu masyarakat yang tinggal di 62 kampung di Teluk Berau, Bintuni, Fakfak, Sorong dan Manokwari sesuai Amdal dan UU 21 tahun 2001 tentang otsus.
Lanjutnya, tenaga Kerja per 30 November 2018 yang direkrut sebanyak 1.655 pekerja dari Papua. Untuk 529 pekerja dari Kabupaten Bintuni dan Teluk Berau 219 pekerja unskilled, 270 pekerja semi skilled dan 38 pekerja skilled serta 2 pekerja posisi supervisor manajerial.
Pekerja dari Fakfak dan Bintuni komposisi 91 pekerja unskilled, 260 pekerja semi skilled dab 167 pekerja skilled termasuk 2 pekerja supervisior.
Sementara orang Papua dari kabupaten lain dari Papua dan Papua Barat 606 pekerja dengan kompsisi, 11 pekerja uniskilled, 244 pekerja semi skilled, 329 pekerja skilled dan 22 pekerja supervisior.
Selain merekrut tenaga kerja, Tangguh LNG juga berkomitmen melatih karyawan lokal masyarakat asli Papua. Untuk sampai dengan November 2018, pihaknya melatih 612 karyawan asli Papua.
"Mitra kerja Tangguh CSTS bekerjasama dengan pusat pelatihan teknik industri dan Migas Teluk Bintuni sedang dalam proses merekrut tenaga kerja sebanyak 36 orang lulusan untuk mengisi posisi sesuai keahlian masing-masing di proyek Train 3," tambah Budi. *