MANOKWARI,- Rombongan Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs Rudolf A Rodja dan rombongan Kasdam Kodam XVIII Kasuari Papua Barat gagal menumpang maskapai Susi Air rute Manokwari-Teluk Bintuni, Senin (3/12), karena pilot Maskapai Susi Air keberatan rombongan berseragam dinas di dalam pesawat.
Lantaran Kapolda dan rombongan menggunakan pakaian seragam dinas Polri, pilot yang mengawaki Susi Air memilih menunda penerbangan dari Bandara Rendani Manokwari.
Padahal rombongan Kapolda dan TNI sudah menutup seragam dinas selayaknya warga sipil, namun pilot tidak menerbangkan pesawat meskipun Kapolda sudah berada di dalam pesawat. Akhirnya Kapolda pun turun dari pesawat.
Kapolda Papua Barat melalui Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Hary Supriono membenarkan hal tersebut. Kabid Humas mengaku kesal atas insiden ini. Padahal, jelas Kabid Humas bahwa kehadiran rombongan Kapolda dinantikan oleh pemerintah, DPRD dan masyarakat Teluk Bintuni dalam rangka peletakan batu pertama aula Mapolres Teluk Bintuni.
"Rombongan Kapolda sudah berada di dalam pesawat Susi Air dan memakai seatbelt. Kejadian ini tentu saja membuat kecewa Kapolda. Padahal di Bintuni Kapolda Brigjen Pol Drs Rudolf A Rodja sudah ditunggu Bupati, ketua DPRD Teluk Bintuni untuk menghadiri peletakan batu pertama pembangunan aula Polres Teluk Bintuni,” jelas AKBP Hary Supriono.
Padahal, sehari sebelum keberangkatan rombongan, ujarnya, pihak Polda telah komunikasi dengan manajemen Susi Air. Bahkan pihak maskapai setuju agar rombongan Kapolda tidak menggunakan seragam sipil.
Kata AKBP Hary, ada upaya carter PP (pulang pergi) Susi Air Manokwari Bintuni, namun pihak maskapai tidak setuju dan akhirnya rombongan Kapolda melalui protokol Polda membeli tiket reguler selayaknya penumpang biasa pada umumnya.
"Jadi, Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs Rudolf A Rodja telah berada di ruang VIP Bandara Rendani sejak pukul 06.35 WIT karena pesawat dijadwalkan boarding pukul 07.00 WIT menuju Teluk Bintuni," kata AKBP Hary.
Dipertanyakan pula oleh Kabid Humas tentang aturan Susi Air yang melarang penumpang berseragam TNI/Polri naik pesawat. Kalau alasan keamanan Papua Barat, katanya, hal itu tidak bisa disamakan dengan Papua yang sering terjadi penembakan.
Lagi pula Susi Air belum pernah menyosialisasikan ini ke publik. Batalnya kedatangan Kapolda di Bintuni membuat kecewa bupati, ketua DPRD dan tokoh masyarakat Teluk Bintuni.
Lanjutnya, Kapolda Papua Barat saat itu bersama beberapa pejabat utama Polda di antaranya Karo Ops, Karo Sapras, Dirkrimum, Kabidkeu dan ajudan bersama Kasdam XVIII Kasuari, Aslog Kodam dan 1 warga sipil sudah berada di dalam pesawat. Hingga berita ini diturunkan pihak maskapai belum menjelaskan alasan batal menerbangkan maskapai Susi Air rute Manokwari-Teluk Bintuni. *