JAYAPURA, - DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Provinsi Papua menargetkan meraih enam atau tujuh kursi dalam pemilu legislatif tingkat Provinsi (DPR Papua) dan dua hingga empat kursi untuk tingkat pusat (DPR RI). Selain itu, Hanura juga menargetkan peroleh satu fraksi di DPR Papua
Ketua DPD Partai Hanura Papua, Hengky Kayame mengatakan, saat ini partai Hanura merupakan salah satu partai yang diperhitungkan di republik ini. Bahkan di pileg tingkat provinsi yang lalu, Hanura dapat meraih 5 kursi DPR Papua
"Hanura sudah diatas, jadi kita harus pertahankan. Mari kita berjuang bersama sama untuk memenangkan pemilu legislatif 2019 mendatang," ajak Hengky saat memberikan arahan pada acara Pembukaan Rapat Pimpinan Daerah ( Rapimda) dan pembekalan bagi para caleg Hanura tingkat DPRP dan DPRD se-Provinsi Papua yang berlangsung di salah satu hotel di Jayapura, Kamis (29/11).
Tidak Intervensi
Hengky menegaskan, pileg mendatang selaku ketua Partai dia memastikan tidak akan melakukan intervensi terhadap hasil pemilu.
"Siapapun caleg hanura yang mendapat suara terbanyak maka dialah yang menang. Jadi tidak ada istilah anak emas dan anak tiri. Misalnya si A yang mendapat suara terbanyak, maka itulah yang akan didukung oleh partai. Walau mungkin calegnya nomor urut terakhir misalnya," tegasnya.
"Jadi jangan takut sebab partai hanura tidak akan melakukan nepotisme. Siapapun caleg yang terpilih itu harus dirangkul. Kita harus bersatu untuk menang. Main halus dan cantik, "sambungnya.
Keterpaduan
Senada dengan Hengky, perwakilan DPP Partai Hanura, Yus Usman Sumanegara yang juga merupakan salah satu pendiri partai Hanura menyatakan harus ada keterpaduan antara caleg DPRP dan DPR RI maupun DPRD (kabupaten/kota) agar ada keseimbangan dalam perolehan kursinya
"Banyak kejadian, untuk caleg DPRD Provinsi misalnya dapat 10 kursi tapi DPR RI justru nol. Nah ini yang tidak boleh. Makanya harus ada keterpaduan atau tandem antara caleg DPRP dan DPR RI,"bebernya.
Diakui Yus, partai yang didirikan pada 2006 silam oleh Jenderal Purn TNI Wiranto memang sempat mengalami situasi sulit. Dimana terjadi konflik internal yang membuat partai Hanura sempat tidak lolos sebagai peserta pemilu legislatif 2019 secara nasional. Namun pada akhirnya konflik tersebut bisa diatasi dan akhirnya partai Hanura terdaftar sebagai peserta pileg.
"Dari konflik internal itu ada dua hal yang ditemui. Pertama, ada ciri kader yang hanya menjadikan partai untuk kepentingan pribadi. Kedua, ada kader militan yang siap menghadapi tantangan apapun berantnya. Kader militan itu berjuang mati matian untuk membesarkan partai,"sebutnya.
Loncat Pagar
Lalu menyoal kader yang lompat pagar atau pindah partai, Yus mengkategorikannya sebagai kader yang hanya menggunakan partai untuk kepentingam pribadinya.
"Walau banyak yang loncat pagar, gak usah khawatir sebab belum tentu mereka mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan saya yakin Hanura bisa lolos parlemen result 2019,"akunya optimis.
Kegiatan Rapimda berlangsung selama dua hari serta dihadiri sedikitnya 400 caleg baik DPRP, DPRD dan DPR RI