JAYAPURA,-Silaturahmi antara tokoh nasional asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) Melchias Markus Mekeng dengan para tokoh masyarakat dan intelektual asal Sikka-Maumere yang berlangsung di Distrik Abepura, Jayapura pada Jumat (23/11) malam merupakan momentum sangat penting dan strategis untuk saling memperkuat wawasan kebangsaan demi Indonesia yang satu, utuh dan lestari.
“Kita perlu membiasakan diri untuk mendiskusikan isu-isu strategis terkait kehidupan berbangsa dan bernegara pada kesempatan bersilaturahmi seperti ini untuk memperluas wawsan kebangsaan sekaligus memperteguh semangat kesetiakawanan di antara kita. Silaturahmi tidak sekedar bernostalgia, bercanda ria, saling berbagi cerita lucu dan setelah itu bubar, walaupun hal itu juga penting,” kata tokoh masyarakat asli Papua sekaligus intelektual Papua , Piter Gusbager, S.Hut, MUP di Jayapura kepada wartaplus.com Sabtu (24/11) pagi mengomentari acara silaturahmi itu.
Lebih lanjut, Piter mengatakan, dengan berbekalkan wawasan yang baik dan semangat solidaritas yang teguh itu, masyarakat Sikka-Maumere yang berdomisili di Tanah Papua dapat terus bergandengan tangan dengan semua warga masyarakat di Tanah Papua tanpa membedakan suku, agama,ras, golongan dan aliran politik untuk berpartisipasi dalam pembangunan Papua menuju kesejahteraan bersama
Tanpa memiliki wawasan kebangsaan yang utuh dan solidaritas kemanusiaan universal, mustahil bagi masyarakat Sikka Maumere di Papua untuk sukses bergandengan tangan dengan masyarakat lainnya dalam membangun Indonesia yang satu, utuh dan abadi.
Dia mengakui, apa yang disampaikan tokoh nasional dari Partai Golkar asal Kabupaten Sikka Melchias Markus Mekeng yang juga Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Timur Indonesia, DPP Partai Golkar pada kesempatan silaturahmi itu benar-benar disimak oleh para peserta silaturahmi.
Melchias Markus Mekeng pada kesempatan silaturahmi itu secara terbuka mengatakan bahwa pada saat ini, Pancasila selaku dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia sedang benar-benar diuji kesahiannya. Bangsa Indonesia dari Merauke sampai Sabang sedang diuji kesetiaan kita pada Pancasila. Tanpa Pancasila, bangsa Indonesia akan terpecah-pecah dan terjerumus ke dalam perang saudara.
Upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk memecahbelah anak-anak bangsa ini pertama-tama dilakukan dengan menghancurkan partai politik tua yakni Golkar, PDIP dan PPP. Setelah itu disusul dengan masuknya paham-paham baru yang memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
“Paham-paham baru yang memecah belah bangsa ini akan membuat sesama bangsa Indonesia terjungkal ke dalam jurang perang saudara, disusul hengkangnya para investor ke luar negeri, terjadi kehancuran perekonomian bangsa dan disitulah terjadi perpecahan bangsa ini,” kata Mekeng mengingatkan.
Untuk itu, Mekeng meminta masyarkat Sikka Maumere yang merupakan bagian integral dari masyarakat Papua dan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa dan Negara Republik Indoensia agar memperkuat dan mempertahankan Pancasila, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, perkuat UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKKRI melalui penguatan DPR dan MPR karena melalui lembaga itulah kesepakatan nasional untuk Satu Nusa – Satu Bangsa - Satu Bahasa Indonesia diperjuangkan dan diperteguh hingga titik darah penghabisan.
“Untuk semuanya itu, kiranya suara kita pada Pemilihan Umum legislatif 2019 nanti jangan sampai terbuang sia-sia. Kita harus mulai berpikir secara serius, suara kita nanti mau diberikan kepada partai politik mana. Kita harus dapat menjatuhkan pilihan kepada partai politik yang nasionalis yang sudah terbukti teruji dalam perjalanan sejarah Republik Indonesia,” tegas Mekeng.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Sikka Maumere, J.Baptista yang mewakili para tokoh dan sesepuh masyarakat Sikka Maumere menyampaikan ucapan terimakasih kepada Melchias Markus Mekeng yang dalam kesibukan kunjungan kerjanya di Papua masih sempat juga telah meluangkan waktu nya untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Sikka Maumere yang berdomisili di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom, walaupun jumlah peserta silaturahmi terbatas karena keterbatasan tempat kegiatan ini.
“Kami tidak mengundang begitu banyak warga Sikka Maumere dan warga lainnya karena keterbatasan waktu dan tempat namun pertemuan ini memberikan pencerahan bagi para tokoh masyarakat dan inteletual terkait kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia di Tanah papua,” katanya.
Menurut dia, kegiatan seperti ini perlu dilanjutkan dan diagendakan secara rutin sekaligus menjadikan silaturahmi sebagai kesempatan berbagi pengalaman dan memperkuat solidaritas dalam membangun Indonesia di Tanah Papua.
Kegiatan ini diprakrsai dua orang intelektual asal Flores, NTT yaitu Peter Tukan seorang mantan wartawan senior ANTARA dan kini bekerja di Corporate Communication ( Humas) PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama rekannya Abdon Bisei yang adalah staf pengajar STFT “Fajar Timur”. Hadir pula untuk memberikan pembobotan pada silaturahmi ini adalah dua orang pengajar senior STFT Fajar Timur lainnya yaitu , Pastor Konstantinus Bahang , OFM dan Pastor Floridus Naja, OSA serta para mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya yang tersebar di Kota Jayapura.
Turut mendampingi Melchias Markus Mekeng pada kesempatan ini antara lain Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Herman Hayong, Ketua Harian DPD Partai Golkar Papua, Paskalis Kossay, Sekretaris DPD Partai Golkar Papua, Yopi Ingratubun serta fungsionaris DPP Golkar lainnya. *