JAYAPURA,- Wahana Visi Indonesia (WVI) kantor operasional Biak bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Biak Numfor menggelar pelatihan pengelolaan manajemen perpustakaan untuk 5 sekolah yang didampingi langsung oleh WVI.
Kelima sekolah yang mengikuti pelatihan ini antara lain SD YPK Waupnor, SD YPK Silo Ambroben, SD Negeri Yawir, SD Inpres Korem, SD Inpres Amparu. Beberapa materi yang disampaikan dalam pelatihan ini antara lain, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Inventarisasi dan katalogisasi buku perpustakaan.
“Buku-buku di sekolah harus digunakan sebaik-baiknya dan sekolah menyediakan waktu khusus untuk anak-anak membaca buku. Walaupun Pustakawan belum ada maka guru-guru harus bisa mengelolanya,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Biak Numfor yang diwakili Ibu Suli J. Tuuk, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/11).
Pengelolaan perpustakaan ini adalah bagian dari upaya yang dilakukan wahana Visi Indonesia untuk mendorong terwujudnya sekolah ramah anak melalui meningkatkan minat baca sehingga bisa memicu meningkatkan kemampuan literasi siswa.
Sementara itu, Area Program manajer WVI Biak, Jhon Purba menyampaikan pelatihan pengelolaan perpustakaan ini merupakan rangkaian dari beberapa tahapan yang sudah dilakukan seperti pelibatan anak-anak memberikan ruang untuk menyampaikan bentuk dan konsep perpustakaan yang mereka inginkan.
“Kita memberikan ruang anak menyampaiakn secara langsung, konsep yang mereka inginkan. Jadi perpustakaannya ada yang didisign untuk anak bisa santai. Intinya tidak terlalu formal, agar anak-anak bisa nyaman dan ceria ketika membaca buku," jelasnya.
Kata dia, pelatihan tersebut adalah untuk memastikan sekolah memahami manajemen pengelolaan perpustakaan. Berdasarkan hasil kajian Most Littered Nation In the World 2016, minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. "Karena itu kita berharap perpustakaan bisa meningkatkan minat baca anak," tuturnya.
Untuk mewujudkan perpustakaan konsep ceria ini WVI sudah mendistribusikan beberapa sarana dan prasarana antara lain cat dinding, karpet, semen, buku-buku bacaan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan beberapa sarana dan prasarana lainnya.
“Kami sangat antusias dengan pelatihan ini, sejujurnya sejak saya menjadi guru dan kepala sekolah, belum pernah ada di Kabupaten ini pelatihan untuk mengelola perpustakaan sekolah, padahal semua sekolah sudah memiliki gedung perpustakaan, sehingga banyak perpustakaan sekolah tidak berjalan dengan baik," tambah Kain Wamaer selaku Kepala Sekolah SD YPK Waupnor, salah seorang peserta dalam pelatihan ini. *