JAYAPURA,- Dua buruh bangunan yang diketahui bernama Arianto dan Seldy, Rabu (14/11) pagi menjadi korban penyanderaan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Militer Murib, di Kabupaten Puncak.
Keduanya berhasil dibebaskan setelah sembilan jam menjadi korban penyanderaan, ketika Kapolsek Ilaga, Iptu Menase Soyori bersama tokoh masyakat dan pemuka agama di Puncak melakukan upaya negosiasi dengan kelompok tersebut.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menerangkan, keduanya menjadi korban penyenderaaan, ketika keduanya hendak membeli pulsa di sebuah warung. Di saat itu lima orang anak buah dari kelompok Militer Murib langsung menodong kedua korban menggunakan senjata dan selanjutnya keduanya dibawa oleh KKB.
“Warga yang melihat kejadian itu langsung melaporkan kepada anggota Polsek dan selanjutnya Kapolsek beserta tokoh agama melakukan upaya negosiasi, kedua korban berhasil dibebaskan dalam kondisi sehat tanpa mengalami cedera apapun,” jelasnya.
Kata Kamal, kejadian itu terjadi sekitar pukul 04.15 ketika keduanya yang bekerja sebagai buruh bangunan hendak membeli pulsa di sebuah kios. Sekitar pukul 06.15 WIT, anggota menerima laporan dan melakukan upaya negosiasi dengan kelompok tersebut.
Lanjut Kamal, keduanya berhasil bebas sekitar pukul 13.00 WIT setelah sembilan jam menjadi korban penyanderaan kelompok tersebut.
“Dari hasil negosiasi melalui telepon seluler, kelompok tersebut mengira kedua korban merupakan mata-mata, namun setelah dijelaskan bahwa keduanya merupakan pekerja yang sedang membangun sekolah di Gome, keduanya pun langsung dibebaskan oleh kelompok tersebut,” jelasnya.
Dirinya pun menambahkan belum diketahui apa motif dari aski yang dilakukan oleh kelompok tersebut dan saat ini kedua korban penyanderaan masih dimintai keterangan. *