JAYAPURA,-Yayasan Insan Papua Cendekia (IPC) menggelar lokakarya bagi 70 guru Sekolah Dasar (SD) yang terseleksi dari Kota Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya guna memberikan pembekalan konsep dan ketrampilan mengajar Matematika yang menyenangkan dan mudah diaplikasikan di sekolah masing-masing.
Lokakarya guru mata pelajaran Matematika ini berlangsung di Grand Abe Hotel, Distrik Abepura selama dua hari penuh mulai Jumat (9/11) hingga Sabtu (10/11) dan menurut rencana dibuka secara resmi oleh Walikota Jayapura, Dr.Drs Benhur Tomi Mano,MM didamping Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Dr. Drs. Fachrudin Pasolo, M.Si dan Pembina Yayasan IPC, Dr.Ir Apolo Safanpo, ST. MT .
“Pengurus Yayasan IPC dan Panitia lokakarya telah mengulurkan tangan kerjasama dengan Pemerintah Kota Jayapura dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Jayapura untuk menggelar lokakarya mengajar Matematika yang menyenangkan bagi para guru Sekolah Dasar. Panitia juga telah beraudiensi dengan Bapak Walikota Jayapura dan pada prinsipnya, Pemerintah Kota memberikan dukungan penuh atas kegiatan yang sangat bermanfaat dan terbilang langka ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan kota Jayapura, Fachrudin Pasolo di Jayapura, Selasa.
Dia mengatakan, salah satu bukti dukungan Pemerintah Kota atas terselenggaranya kegiatan yang sangat bermanfaat bagi anak-anak Papua ini adalah bahwa Dinas Pendidikan mengirimkan Surat yang ditujukan ke sekolah-sekolah terpilih untuk menugaskan guru yang mengajar Kelas Besar guna mengikuti lokakarya ini.
Kadis Pendidikan Kota Jayapura ini mengakui bahwa lokakarya yang secara khusus diikuti para guru SD Kelas Atas yaitu Kelas IV, V dan Kelas VI untuk mata pelajaran Matematika ini merupakan yang pertama kalinya digelar di Kota Jayapura. Selama ini, banyak yayasan menggelar lokakarya secara umum dan begitu banyak materi yang dijejalkan ke dalam diri para peserta sehingga terkesan tidak fokus pada satu bidang atau materi yang spesifik seperti ini.
“Kami berikan apresiasi kepada Yayasan IPC yang fokus pada hanya satu bidang pengajaran yaitu Matematika. Kami diminta menjadi salah satu pembicara kunci dalam lokakarya ini. Dan kami sendiri akan mengikuti seluruh acara pelatihan ini sejak pembukaan oleh Bapak Walikota Jayapura hingga penutupan dan penyerahan Sertifikat bagi para peserta lokakarya ini. Kami ingin, melalui para guru byang bhandal, semua anak Papua maju dalam belajar termasuk cerdas dalam Matematika,” katanya.
Salah satu Pendiri sekaligus Ketua Yayasan IPC, Dara Retno Wulan, S.Pd mengatakan, pelatihan guru mata pelajaran Matematika yang digelar Yayasan IPC ini bertemakan “Guru Handal, Mengantarkan Anak Papua Menuju Masa Depan Yang Mandiri dan Sejahtera “ ini akan dipandu Dr Abdur Rahman As’ari, M.Pd, MA,H yang adalah Koordinator Bidang Studi S2 dan S3 Universitas Negeri Malang. Beliau pakar dalam bidang teknik mengajar Matematika.
Retno menjelaskan, guru mempunyai tanggungjawab besar dalam pendidikan anak. Pendidikan yang didesain oleh guru saat ini, haruslah berorientasi pada kebutuhan peserta didik di masa depan. Berbagai tantangan di masa depan menuntut seseorang berpikir logis, kritis dan komunikatif. Kemampuan berpikir tersebut adalah ketrampilan yang diasah pada mata pelajaran
Matematika. Dengan demikian, kompetensi guru mengajar Matematika perlu terus ditingkatkan sehingga mereka mampu menyiapkan anak-anak Papua menghadapi masa depan yang mandiri dan sejahtera.
“Dari pengamatan yang kami lakukan di beberapa Sekolah Dasar di Kota Jayapura, seperti di SD Inpres Kampung Tiba-Tiba Distrik Abepura, motivasi guru mengajar Matematika sangatlah tinggi. Guru-guru berupaya keras agar peserta didik memahami materi Matematika yang diajarkan. Namun kompetensi yang ada saat ini, belum dapat membuat pengajaran yang maksimal karena itu perlu dikembangkan guna mencapai pengajaran yang maksimal,” katanya.
Kompetensi pengajaran yang dimaksud adalah kemampuan guru memahami konsep, ketrampilan mendisain pengajaran bermakna dan ketrampilan mengasah kemampuan berpikir logis, kritis dan komunikatif.
Sebagian besar peserta didik, lanjut Dara Retno Wulan, mengalami kesulitan untuk memahami konsep Matematika. Hal ini mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, kritis dan mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah.
Selain itu, lanjutnya kreativitas guru untuk mengasah peserta didik menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, berwawasan wirausaha juga masih perlu dikembangkan. Ketrampilan tersebut merupakan bekal menuju masa depan yang mandiri dan sejahtera.
Wawasan
Di tempat terpisah, Pembina Yayasan IPC, Dr. Ir. Aplo Safanpo, ST. MT mengatakan, pihaknya menggelar pelatihan selama dua hari bagi para guru SD itu bertujuan membuka wawasan dan memberikan pembekalan kepada para guru SD dalam pelajaran Matematika. Pembekalan yang dimaksud adalah pembekalan konsep dan ketrampilan mengajar.
“Pelatihan ini didesain dengan penyajian konsep dasar Matematika yang sederhana sehingga mudah dipahami. Para peserta dibekali dengan metode-metode pengajaran yang mudah untuk diaplikasikan di sekolah masing-masing. Kegiatan pelatihan ini juga dilaksanakan dengan metode active learning sehingga peserta merasakan pelatihan sebagai pengalaman penuh makna,” katanya.
Lokakarya bagi para guru SD Kota Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya ini didukung penuh oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), Bank Papua, Waskita , Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Mandiri.
“Dukungan penuh dari para sponsor yang kami sebutkan ini merupakan bukti nyata betapa pedulinya para sponsor ini terhadap kemajuan pendidikan anak-anak Papua demi masa depan Papua dan Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan,” kata Aplo Safanpo.
Dari pihak sponsor, seperti PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui Manager Corporate Communication (Corcom), Bapak Kerry Yarangga juga akan tampil di tengah para peserta lokakarya untuk memberikan motivasi sekaligus berbagi pengalaman salah satu perusahaan tambang tembaga, perak dan emas terbesar di dunia ini dalam berkarya bersama dan untuk kesejahteraan masyarakat di Tanah Papua tercinta.
Pihaknya berharap, Yayasan IPC terus menjalin kerjasama dengan para sponsor yang tersebut ini untuk kegiatan pelatihan selanjutrnya di berbagai wilayah di tanah Papua dengan fokus pada pelajaran Matematika.
“Kita tidak boleh membiarkan anak-anak di Papua takut belajar Matematika karena dianggap sebagai sebuah mata pelajaran yang sangat sulit, menakutkan dan membosankan, padahal matematika itu sendiri harus dapat diajarkan para guru dan dipelajari peserta didik dengan mudah dan menyenangkan,”katanya. *