Rubidium Iriana dan Rubidium Yulce Enembe, Dua Spesies Anggrek Baru di Papua

Pembukaan Rakornis Rehabilitasi Hutan oleh Sekda Papuan Hery Dosinaen di Jayapura, Rabu (17/10) malam/Andi Riri

JAYAPURA, –Peneliti Universitas Leiden Belanda menemukan dua spesies anggrek baru di Papua dalam penelitiannya pada 2017 lalu.

Menarik, kedua jenis anggrek yang akan dikembangkan oleh pemerintah Papua bekerjasama dengan Universitas Leiden Belanda ini diberi nama Ibu Negara dibelakang nama latinnya yaitu Rubidium Iriana (Iriana Joko Widodo) dan Rubidium Yulce Enembe (Ibu Gubernur Papua, Yulce Enembe).

"Ini sebuah penghargaan kepada Ibu Iriana sebagai ibu negara dan Ibu Yulce sebagai istri gubernur Papua, kita ingin spirit mereka bisa di kenang” ujar Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Yap Ormuseray di sela sela kegiatan Rapat Koordinasi Tekhnis (Rakornis) Rehabilitasi Hutan di Jayapura, Rabu (17/10)

Jan mengaku, dua jenis anggrek baru ini nantinya akan dikembangkan bekerja sama dengan Universitas Leiden Belanda. Selain itu pihaknya juga akan mengusulkan ke PT Pos Indonesia agar dipatenkan sebagai perangko. Serta pastinya meminta dukungan kerjasama dengan Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Papua

Peneliti Anggrek Universitas Leiden Belanda, Professor Edward menuturkan, Papua memiliki sedikitnya 2900 ragam spesies anggrek yang bisa dikembangkan di di dunia

“Kita akan membuat taman hutan anggrek, kupu – kupu dan burung di dua lokasi, yakni di Biak dan Keerom karena dua lokasi ini sangat cocok untuk pengembangbiakan spesis – spesis tersebut, ” kata Edward

Sementara itu, Sekertaris Daerah Papua, Hery Dosinaen yang hadir membuka kegiatan Rakornis mewakili Gubernur Papua menyambut positif perkembangan tanaman anggrek di Papua.

Dia meminta Dinas terkait untuk melakukan MoU dengan Universitas Leiden terkait ini dan juga hal hal lainnya dalam rangka mendukung kelestarian alam di bumi cenderawasih.

“Ia saya sudah dengar ada temuan itu, saya sudah perintahkan untuk berkoordinasi dengan dinas Kehutanan Papua,” singkatnya.*