MANOKWARI,- Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan bertindak sebagai pembina upacara pada Dirgahayu Provinsi Papua Barat ke-19 pada tanggal, 12 Oktober 2018. Pada momen penting itu Gubernur amanatkan beberapa hal penting kepada publik Papua Barat.
Menurut orang nomor satu Papua Barat itu bahwa pada peringatan HUT Papua Barat saat ini tidak dilaksanakan sebagai acara seremonial, namun dimaknai secara bijak dan penuh kedewasaan.
Dewasa dalam berpolitik sosial dan mengetahui bagaimana politik kekinian menjelang Pemilu 2019, demikian kata Gubernur. Akan tetepi, kata dia, ruang demokrasi tidak boleh ditutupi, tetapi berdemokrasi berdasarkan aturan perundang-undangan dan ruang demokrasi dibuka secara luas.
HUT ini juga memberikan makna positif dan mendorong aparatur sipil negara (ASN) di birokrat di Pemprov Papua Barat agar lebih giat melaksanakan tugas.
Lanjut Gubernur, penyelesaian beberapa konflik di daerah ini tidak terlepas dari pendahulu dan tim rekonsiliasi sehingga konflik daerah secara bertahap diselesaikan, salah satunya konflik sosial di Kabupaten Maybrat.
Dalam kesempatan ini pula, Gubernur melauching karya seni batik Papua melalui karya anak Papua, Yan Makabori.
Ia menegaskan bahwa keberadaan Provinsi ini bukanlah karena politik, melainkan dimaknai sebagai perjuang anak-anak Negeri sebagai daerah otonomi baru (DOB) agar menjadi objek jati diri kepada OAP dan menjadi tuan di negeri sendiri.
"Menjelang pemilu 2019 mendatang saya minta ASN tetap netral dan ikut mengawasi pemilu secara bermartabat. Kemudian kepada masyarakat Papua Barat agar memastikan hak politik bisa disalurkan. Lalu marilah kita menjaga keamanan bersama aparat agar pesta demokrasi berjalan sesauai harapan bersama," pesan Dominggus, Jumat (12/10).
Mengakhiri sambutannya, Gubernur Dominggus mengajak semua elemen di Papua Barat untuk mendoakan sudara-suadara yang terkena gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi di Sulawesi Tengah (Sulteng). *