Yahukimo Sudah Kondusif, Abock Tegaskan Tidak Ada Pelanggaran HAM

Bupati Yahukimo, Abock Busup/net

JAYAPURA,- Pasca-bentrok antarwarga yang terjadi di Dekai, Ibu kota Kabupaten Yahukimo beberapa waktu lalu yang mengakibatkan lima orang warga meninggal dunia, di mana satu di antaranya tewas tertembak oleh aparat kepolisian dan puluhan rumah terbakar, kini mulai kondusif.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Yahukimo, Abock Busup ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (9/10) siang. Kata Abock, hingga siang tadi masyarakat sudah mulai beraktifitas sepeti biasanya mengingat situasi di Dekay Kabupaten Yahukimo pascakonflik sudah kondusitf.

“Sekitar 500 warga yang mengungsi lantaran takut karena pertikaian sudah kembali ke rumah masing-masing dan kemungkinan besok bisa dipastikanroda pemerintahan dan aktifitas masyarakat dapat berjalan seperti biasanya,” ungkap Abock.

Abock menerangkan, untuk mengantisipasi aksi susulan pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan masing-masing belah pihak dari dua kubu yang bertikai dan di situ sudah disepakati tidak akan lagi ada pertikaian.

“Saya bersama beberapa pejabat kepolisian dan TNI sudah mendatangi dua suku dan mereka sepakat untuk berdamai, selain itu juga pemerintah dan TNI/Polri akan menfasilitasi hal itu,” terangnya.

Sementara itu ditanyakan terkait dengan adanya pelanggaran HAM mengingat salah satu warga tewas tertembak oleh aparat keamanan, kata Abock itu merupakan langkah tepat dan sesuai dengan protap pihak kepolisian, selain itu juga untuk mengatasi massa yang anarkis menyerang polisi dan membakar seluruh bangunan.

“Polisi sudah melakukan langkah tepat, mereka sudah serang polisi dan sudah bakar puluhan rumah dan aksi mereka sudah anarkis. Jadi saya mau bilang itu bukan pelanggaran HAM, mereka sudah lakukan langkah untuk menghentikan konflik,” tegasnya.

Ia pun kembali menegaskan, informasi yang beredar di media social yang menyebutkan adanya pelanggaran HAM di Yahukimo adalah salah dan oknum itu hanyalah membuat keruh suasana.

“Kalau mau cari informasi cukup dari bupati saja, jangan dari masyarakat karena ada oknum yang ingin memperkeruh suasana saja,” tegasnya.

Abock pun menambahkan terkait dengan kasus Yahukimo disebabkan dengan kasus perselingkuhan dan ditambah dengan kasus kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan bentrok itu terjadi, namun ke depannya ia akan mengambil langkah dengan meminta seluruh kepala suku membuat pernyataan agar tidak terjadi konflik serupa yang dapat merugikan masyarakat lainnya.

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan, tindakan mengeluarkan tembakan oleh anggotanya dalam menghadapi sekelompok masyarakat di Yahukimo, merupakan langkah tepat.

Sebab, menurut Martuani, langkah tersebut dimaksudkan untuk mencegah meluasnya konflik di Yahukimo. Apalagi, mayarakat telah membawa senjata tajam, panah dan membakar Dekai, Ibu Kota Yahukimo.

“Memang benar anggota saya telah melakukan penembakan, namun itu tindakan yang benar. Sebab, kalau tidak konflik bisa meluas,” kata Martuani usai rapat koordinasi Forkopimda di Mapolda Papua, Selasa (9/10).

Mantan Kapolda Papua Barat ini pun telah mengundang Komnas HAM Papua untuk menguji kebenaran pernyataannya tersebut. “Makanya saya undang Komnas HAM Papua, untuk menguji pernyataan saya,” tegasnya.

Martuani menyebutkan bahwa konflik di Yahukimo dipicu persoalan sepele, akibat kecelakaan lalu lintas. Namun persoalan itu menjadi membesar hingga menyebabkan empat warga meningal dunia. “Ada empat orang yang meninggal dunia,” terangnya.

Ia menambahkan pihak kepolisian setempat telah mengamankan pelaku kecelakaan lalu lintas. Sementara terkait penyerangan terhadap warga, Martuani enggan berkomentar panjang.  “Tidak semudah yang dibayangkan, kita bisa saja melakukan,” tegas Martuani. *