SORONG,-Setelah dua bulan lalu, mengalami inflasi dan menjadi peringkat kedua inflasi dari 82 Kota, maka pada Bulan September 2018, Kota Sorong terjun bebas ke peringkat 80 disebabkan mengalami Deflasi Sebesar -1,14 Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebesar 134.91.
Demikian Disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sorong, Nurhaida Sirun didampingi Kasie Statistik Distribusi, Nur Hadianta Tri Widada di kantor BPS Kota Sorong, Papua Barat, Senin (1/10).
Menurut Widada, deflasi di Kota Sorong terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,38 persen, kelompok sandang -1,31 persen, dan kelompok bahan makanan sebesar -3,19 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,42 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,13 persen, kelompok kesehatan 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,09 persen.
Adapun komoditi dengan andil terbesar terhadap deflasi adalah penurunan harga Daging ayam ras yang mencapai -0,54 persen, kangkung -0,12 persen, cabai rawit -0,09 persen, cabe merah -0,09 persen dan angkutan udara -0,08 persen.
Nurhaida mengatakan bahwa penurunan yang cukup besar tersebut disebabkan masih banyaknya stok kebutuhanan makanan masyarakat.
Oleh karena itu, dengan adanya laporan inflasi-deflasi setiap bulannya, pemerintah daerah bersama Tim Penangguangan Inflasi Daerah (TPID) terus menjaga kebutuhan masyarakat melalui ketersediaan stok barang.
Apalagi menjelang peak session seperti libur sekolah, natal dan tahun baru mendatang.*