MANOKWARI,- Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Manokwari secara resmi berubah nama menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sejak 28 September 2018 di kampus Polbangtan Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Pelaksana tugas harian (Plh) Direktur Polbangtan Manokwari, Dr. drh. Maya Purwanti, MS disaksikan tamu undangan melakukan peguntingan pita sebagai tandanya perubahan nama STPP menjadi Polbangtan Manokwari.
Dalam sambutannya Maya mengatakan bahwa semoga dengan berubah nama dari STPP menjadi Polbangtan setidaknya dapat memudahkan masyarakat untuk ingat.
“Kalau STPP kadang-kadang suka salah, singkatannya suka bikin salah, orang kadang sebutnya STTP tidak tahu kenapa? Mungkin sulit yah? sehingga dengan Polbangtan bisa lebih familiar dan kita bisa berkembang lebih baik,” kata Maya.
Menurutnya, Politeknik Pembangunan Pertanian sesuai peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2018 tentang Organisasi Tata Kerja, Politeknik Pembangunan Pertanian dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36 Tahun 2018 tentang statuta Politeknik Pembangunan Pertanian, sehingga Politeknik Pembangunan didirikan pada tanggal 25 Juni 2018.
“Jadi umurnya sebenarnya sudah beberapa bulan tetapi, baru dilaunching oleh bapak menteri Pertanian 18 September 2018 di Polbangtan Bogor dan Manokwari pada hari ini,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Papua Barat, Dominggus Mandacan yang diwakili staf ahli gibernur bidang Masyarakat dan SDM, Drs. Muhammad Akbar Tawakal menyambut baik perubahan STPP ke Polbangtan.
Menurunya, secara nasional diperadapkan pada permasalahan penyaluran tenaga kerja dan keterbatasan lapangan kerja sehingga dengan hadirnya diharapkan bisa menjawab pengangguran sarjana.
“Saya berharap Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari kelak akan menghasilkan wirausahawan muda bidang pertanian yang professional, tangguh, inovatif, kreatif, mandiri dan berdaya saing,” ucapnya.
Sehingga, lanjut Tawakal, Polbangtan bisa membuka peluang-peluang bisnis baru dibidang Pertanian, menyediakan lapangan kerja baru khususnya di bidang Pertanian.
“Provinsi Papua Barat mempunyai potensi lahan pertanian seluas 2,7 juta hektare dan hingga saat ini baru dimanfaatkan sebesar 33 persen. Artinya kita masih memilik lahan seluas 1,8 hektare yang belum tergarap,” katanya.
Berbagai subsektor tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan sedang dikembangkan. Tetapi, kata dia, harus diakui dibandingkan dengan sector pertanian di wilayah Barat kita masih tertinggal.
“Ketertinggalan perkembangan sector pertanian di Papua Barat antara lain disebabkan oleh ketertinggalan dan keterbatasan infrastruktur, belum berkembangnya kelembagaan petani, terbatasnya jumlah dan kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya agro industri serta pemasaran asli yang belum efektif,” tambah Tawakal.
Polbangtan Manokwari juga dihimbau meningkatan koordinasi serta kerjasama dengan pemerintah daerah khususnya instansi terkait agar bersama-sama bergandengan tangan memajukan pembangunan pertanian di Provinsi Papua Barat.
“Bagi para mahasiswa khususnya manfaatkanlah peluang yang anda peroleh sebaik-baiknya di kampus ini kembangkanlah potensi dan agar kelak anda dapat menjadi seorang wirausahawan muda yang tangguh, professional, mandiri dan memiliki daya saing,” pesan dia. *