JAYAPURA - Aparat gabungan TNI dan Polri di Papua menggelar apel pasukan Mantap Brata Matoa 2019 dalam rangka pengamanan penyelenggaraan pemilihan umum di lapangan upacara Brimob, Kota Jayapura, Selasa (19/9) pagi.
Apel pasukan yang di pimpin langsung Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin Siregar, dihadiri sejumlah bupati, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat umum.
Kepada wartawan, Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin Siregar, mengatakan, pemilihan legislatif dan presiden tahun 2019 mendatang akan berlangsung ketat mengingat seluruh partai politik akan berupaya meraih hasil maksimal.
Upaya ini akan menimbulkan potensi kerawanan di bidang keamanan, yakni pemanfaatan politik identitas, sehingga untuk menangkal hal ini, maka pihaknya akan menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua.
“ Masyarakat kita sangat patuh dengan pimpinannya, sehingga kami berkomitmen untuk memberikan rasa aman terselengaranya pemilihan presiden dan pemilihan legislatif berlangsung aman dan lancar. Kami tidak ingin dengan kompetisi yang ketat ini menimbulkan konflik di masyarakat,” katanya.
“ Siapun yang terpilih sebagai presiden maupun anggota legislatif, itu adalah putra terbaik dai Indonesia dan wajib di dukung semua pihak,” tambahnya.
Kapolda juga mengingatkan seluruh aparat TNI/Polri serta penyelenggara untuk bersikap profesional dengan menjaga netralitas, guna mencegah terjadinya konflik di masyarakat.
“ Kepada semua aparat TNI/Polri jangan pernah mencampuri penyelenggaraan Pemilu, itu bukan tugas kita, kita cukup memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Jangan sampai kita di tuding tidak netral,” tegasnya.
“ Kepada penyelenggara juga harus bekerja secara profesional dan tidak memihak salah satu kandidat atau calon, dengan begitu kita akan mencegah atau meminimalisir konflik di masyarakat,” imbuhnya.
Doa dan Puasa
Sementara itu, Ketua FKUB Provinsi Papua, Pendeta Lipius Biniluk mengatakan, salah satu cara untuk menciptakan Pileg dan Pilpres aman, maka pihaknya mengusulkan agar dilakukan doa dan puasa bersama setiap bulan hingga pemilihan legislatif dan presiden.
“ Kita usulkan ada doa dan puasa setiap bulan dengan melibatkan semua agama. Tuhan akan mendengarkan doa kita, sehingga apa yang kita rencanakan bisa sukses,” katanya.
“ Selain itu, kita akan menyurat ke seluruh denominasi gereja yang ada di Papua untuk selalu menghimbau dan mengingatkan umatnya agar menjaga situasi keamanan,” tandasnya.*