Warga Kampung Muara Nawa BelumTersentuh Layanan Pendidikan dan Kesehatan

Tampak sejumlah anak Kampung Muara Nawa bersama orang tua mereka/Fendi

SENTANI,– Warga Kampung Muara Nawa, Distrik Airu Kabupaten Jayapura mengeluhkan jauhnya fasilitas sekolah dan Puskesmas dari kampung mereka. Akibatnya, anak-anak usia sekolah di Muara Nawa tidak mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan dengan baik.

Salah satu warga Kampung Muara Nawa, Tele Enumbi kepada wartaplus.com, mengungkapkan, seluruh anak usia 6-15 tahun di kampung tersebut tidak pernah merasakan pendidikan karena tidak ada sekolah yang dekat dengan kampung mereka.

Di sini anak-anak kami tidak sekolah, setiap hari mereka hanya bermain atau ikut orang tua ke kebun,” katanya kepada Wartaplus.com, Jumat (7/9) sore. “Kampung sebelah juga sama tidak ada sekolah, jadi anak-anak kami tidak sekolah,” tambahnya.

Ia mengaku bahwa fasilitas sekolah hanya tersedia di ibukota Distrik Airu dan itu sangat jauh untuk dijangkau oleh masyarakat setempat. “Ada sekolah, tapi di ibukota distrik. Jaraknya kurang lebih 30-40 KM untuk sampai di sana, jadi tidak mungkin anak-anak kami ke sana untuk sekolah,” ujarnya.

Ia berharap agar pemerintah Kabupaten Jayapura segera mendirikan sekolah agar anak-anak di kampungnya bisa merasakan pendidikan yang layak seperti di daearah lainnya. “Kita harap supaya pemerintah bisa bantu bangun sekolah disini atau yang dekat dengan kampung kami supaya anak-anak kami bisa sekolah, bisa membaca, dan berhitung,” harapnya.

Selain sekolah, warga setempat juga berharap agar pemerintah mendirikan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, mengingat warga kampung ini tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Di sini tidak ada Puskesmas. Puskesmas hanya ada di ibukota distrik dan sangat jauh. Kadang kita ke sana untuk berobat, tapi tidak ada petugas di Puskesmas,” ucap Tabita Enembe, warga Kampung Muara Nawa.

Tabita mengaku, apabila ada warga yang sakit maka dobati seadanya dengan pengobatan alam, maupun dengan obat yang dibeli apabila mereka turun ke kota. “Kalau sakit biasa kita obati sendiri. Tapi kalau sakit berat dan tidak ada uang untuk bawa ke kota kita pasrah saja. Kalau Tuhan bilang hidup, ya hidup. Kalau tidak ya mati,” tuturnya. *