JAYAPURA,- Guna menyetarakan harga elpiji di wilayah Maluku Papua dengan wilayah lainnya di Indonesia, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII terus menggenjot pembangunan depot dan Stasiun Pengisian Bulu Elpiji (SPBE) di dua lokasi, yakni Jayapura (Papua) dan Wayame (Maluku).
General Manager Pertamina MOR VIII, Boy Frans Justus Lapian berharap dengan adanya pembangunan infrastruktur tersebut, dalam beberapa tahun kedepan harga elpiji non PSO ukuran 12 kilogram, bright gas 5 setengah kilogram dan 50 kilogram dapat berimbang.
"Untuk pembangunan Depot di MOR VIII Maluku Papua ini ada dua yaitu di Jayapura dan di Wayame diharapkan kota - kota di sekitarnya bisa mendapatkan suplai di lokasi tersebut," ujar Boy, Kamis (6/9).
Kata dia, khusus depot yang di bangun di Jayapura dengan proses pembangunannya sekitar tiga tahun lagi, diharapkan dapat di percepat di tahun 2020, dengan kapasitas 2 x 1.000 meter.
"Jika depot tersebut sudah resmi di pakai, maka harga tentu tidak terlalu jauh pemangkasannya di wilayah Indonesia timur seperti halnya di Manado, atau Makasar," ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan, jika pembangunan depot di dua lokasi tersebut sudah terealisasi, maka pihak Pertamina tidak akan terburu-buru untuk melakukan konversi.
"Selain itu, bisa jadi akan ada kemungkinan untuk konversi seperti halnya di daerah lain, kita intinya tidak mau gegabah untuk segera melakukan konversi, karena takutnya infrastrukturnya tidak siap, ketika kita melakukan refiew atau pengisian elpiji akan menjadi kendala atau kesulitan," imbuhnya.
Sementara waktu, pihaknya menyatakan belum ada perubahan harga sama sekali bagi produk Pertamina untuk gas elpiji.
"Karena di tahun 2018 ini sedang dalam proses peningkatan evability artinya kemudahan untuk mendapatkan elpiji masyarakat ini semakin kita tingkatkan," tandasnya. *