WARTAPLUS - Banyak orang berpikir bahwa wanita yang selfie dengan gaya seksi bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis. Namun, sebuah studi yang dilakukan peneliti dari Universitas New South Wales, Australia, menampik hal tersebut. Menarik perhatian pria bukanlah masalah utama kasus ini.
Studi ini menghasilkan, wanita yang melakukan seksualitas di lingkungan mengalami ketidaksetaraan ekonomi yang lebih besar. Dalam studi itu, peneliti menganalisis puluhan ribu foto foto seksi dari 113 negara.
Dikutip dari laman Mirror, Jumat, 31 Agustus 2018, selfie tersebut juga biasa dihiasi tag seksi, hot dan lain dengan kata yang serupa. Pemimpin studi, Dr Khandis Blake mengatakan, wanita yang melakukan hal tersebut karena adanya tekanan patriarki.
"Argumennya adalah ketika Anda melihat sesuatu yang seksi artinya ada ketidakberdayaan. Perempuan lebih mungkin menginvestasikan waktu dan usaha untuk mengunggah selfie seksi secara online, tempat di mana ketidaksetaraan ekonomi meningkat," ujarnya.
Wanita seperti itu disebut hidup di tengah masyarakat yang menilai penampilan lebih dari kualitas lain yang mereka miliki. Mereka yang melakukan hal tersebut hidup di tengah pria yang memiliki banyak kekuatan sosial dan maraknya ketidaksetaraan gender.
Selfie dengan gaya 'nakal' bahkan diterapkan di berbagai lokasi, setelah memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti banyaknya populasi, perkembangan manusia dan akses internet.
Ketidaksetaraan gender juga dinyatakan peneliti dapat meningkatkan daya saing. Mereka juga akan merasa cemas dengan status orang-orang pada tingkat hirarki sosial. Itulah sebabnya wanita ingin melakukan hal yang lebih baik dari orang lain.
"Perbedaan pendapatan juga menjadi salah faktor terbesar. Selfie seksi menurut mereka dapat menghasilkan keuntungan yang besar, baik secara ekonomi, sosial maupun pribadi,” ucapnya.