Kerutan di Dahi Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung

Net

WARTAPLUS - Dalamnya kerutan pada dahi biasanya dilihat sebagai jenis penuaan yang tak bisa dihindari. Namun sebuah penelitian baru menunjukkan, kerutan pada dahi dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang serius. Para peneliti Center Hospitalier Universitaire de Toulouse, Prancis menunjukkan, orang-orang dengan kerutan dahi yang dalam, lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung.

Dikutip dari laman Mirror, Rabu 29 Agustus 2018, penulis studi, Yolande Esquirol mengatakan, seseorang tidak dapat melihat atau merasakan faktor risiko seperti kolesterol tinggi atau hipertensi.

“Kami melihat kerutan dahi sebagai penanda, itu karena sangat sederhana dan visual. Hanya dengan melihat wajah seseorang, itu bisa membunyikan alarm. Kita bisa memberi saran untuk menurunkan risiko," jawabnya.

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi tanda-tanda lain dari penyakit jantung, seperti kebotakan pada pria, lipatan daun telinga, dan adanya xanthelasma atau kantong kolesterol di bawah kulit. Namun temuan tim Esquirol merupakan studi pertama yang menghubungkan kerutan dahi dengan penyakit jantung.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis 3.200 orang dewasa yang bekerja lebih dari 20 tahun, semuanya sehat saat berusia 32, 42, 52 dan 62 tahun pada awal penelitian. Setiap peserta diberi skor, tergantung pada jumlah dan kedalaman kerutan dahi mereka. Skor nol artinya tidak ada keriput, dan skor tiga berarti banyak kerutan.

Analisis mengungkapkan, selama 20 tahun, 233 peserta meninggal karena berbagai sebab. Dari 233 yang sudah tiada, 15,2 persen memiliki skor dua atau tiga kerutan, sementara 6,6 persen memiliki skor satu kerutan, dan 2,1 persen tidak memiliki kerutan.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan, mereka yang memiliki skor kerut dua dan tiga, memiliki hampir 10 kali risiko kematian dibandingkan dengan orang yang memiliki skor nol.

"Semakin tinggi skor kerutan Anda, semakin meningkat risiko kematian kardiovaskular atau sakit jantung," ujarnya.

Para peneliti mengungkapkan, kerutan itu mungkin ada hubungannya dengan aterosklerosis atau pengerasan arteri karena penumpukan plak. Perubahan protein kolagen juga bisa memengaruhi kulit manusia.

"Ini adalah pertama kalinya ada hubungan antara risiko kardiovaskular dan kerutan di dahi, sehingga penemuan ini perlu dikonfirmasi dalam studi masa depan, tetapi praktik ini sudah dapat digunakan di kantor dan klinik dokter," ujarnya.