Rumah Studi Pertama Keuskupan Agung Merauke Diresmikan

Wali Kota Jayapura DR. Drs. Benhur Tomi Mano menandatangani prasasti sebagai tanda rumah studi diresmikan/Fendi

JAYAPURA,- Keuskupan Agung Merauke (KAME), Provinsi Papua, menggelar acara pemberkatan dan peresmian Rumah Studi Duta Damai St. Nicholaus di Padang Bulan, Kota Jayapura, Rabu (29/8) siang.

Acara diawali dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Uskup KAME, Mgr. Nicholaus Adi Seputra, MSC dan Wali Kota Jayapura, DR. Drs. Benhur Tomi Mano, MM disaksikan Plt. Sekda Kota Jayapura, Drs. Frans Pekey, Uskup Jayapura, Ketua Panitia Pembangunan dan Peresmian Rumah Studi drg. Aloysius Giyai, dan sejumlah donatur dari Jakarta dan tokoh awam Katolik di Papua.

Uskup Nicholaus dalam sambutan singkatnya mengatakan sekalipun pembangunan belum rampung, ia berterima kasih kepada semua pihak, terutama para donatur dan panitia pembangunan dan peresmian yang sudah bekerja keras menyukseskan acara peresmian Rumah Studi ini.

"Dengan dibangunnya Rumah Studi Duta Damai ini, saya berharap benih panggilan imam terus berkembang di seluruh keuskupan di Tanah Papua, khususnya bagi Keuskupan Agung Merauke terus berkembang subur guna pelayanan kepada sesama agar mereka mengalami Kasih Tuhan," kata Uskup Nicholaus.

Di tempat yang sama, Walikota Jayapura DR. Drs. Benhur Tomi Mano, mengatakan dengan dibangunnya rumah study ini, maka menambah satu sejarah yang ditorehkan oleh umat Katolik di Kota Jayapura di bidang pendidikan dan keagamaan.

Menurut Wali Kota, pembangunan aspek pendidikan dan keagamaan lewat Rumah Studi Duta Damai ini sejalan dengan moto pembangunan Kota Jayapura yang telah dirintisnya yaitu Hen Tecahi Yo Onomi T'mar Ni Hanased atau Satu Hati Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan.

"Rumah ini istana kita bersama, honai kita bersama. Sebab siapapun yang datang ke sini, dari etnis atau agama apapun, dia adalah orang Port Numbay. Karena dia minum air dari Port Numbay dan mengabdi bagi orang Port Numbay. Rumah ini adalah juga rumah doa dan tentu akan membawa berkat bagi Tanah Papua," kata wali kota.

Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan dan Peresmian Rumah Studi drg. Aloysius Giyai, menjelaskan, saat ini sembilan puluh persen bangunan sudah rampung dan dapat digunakan.

"Setiap ruangan pada Rumah Studi ini diberi nama Santo dan Santa Pelindung sebagai penghormatan seturut tradisi Gereja Katolik," ujarnya.

Menurut Aloysius, pembinaan misionaris berpola asrama, sudah banyak menghasilkan orang-orang hebat melalui peran serta mereka di tengah-tengah masyarakat. Ia mengakui telah banyak alumni yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan, sosial ekonomi, dan politik bagi masyarakat yang ada di Papua dan bagi dunia.

“Karena itu, kami awam Katolik saat ini harus bekerja keras mendukung panggilan bagi para calon pastor. Sebab di zaman now, tantangan semakin sulit dan kompleks. Benih panggilan makin berkurang. Ini fakta yang menjadi keprihatinan bersama,” kata Aloysius yang juga Kepala Dinas Kesehatan Papua.

Sementara itu Ondofolo Hedam Ayapo, Enos Deda selaku pemilik hak ulayat mengharapkan agar dengan dibangunnya Rumah Studi Duta Damai ini, para calon pastor Keuskupan Agung Merauke akan menjadi duta perdamaian dan pewarta kebenaran bagi umat di Tanah Papua.

"Kami selaku ondofolo sudah serahkan tanah ini bagi pembangunan Rumah Studi ini. Kami yakin rumah ini akan membawa berkat bagi banyak orang. Semua proses sudah diselesaikan jadi sepenuhnya menjadi hak Keuskupan," kata Enos. *