JAYAPURA, - Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda mewakili Pemerintah dan Masyarakat menyampaikan turut berbelasungkawa atas tewasnya dua anggota TNI yang tertembak diduga oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di jembatan Tingginambut, kampung Tingginime, Distrik Tingginambut kabupaten Puncak Jaya, Minggu (19/8) siang
Kepada pers di Jayapura, Senin (20/8), Bupati Yuni yang didampingi Kapolres AKBP Ary Purwanto mengatakan, kasus penembakan terhadap dua anggota TNI dari Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) yakni Letda Inf Amran Blegur dan Pratu Fredi, merupakan yang kesekian kalinya terjadi dan dilakukan oleh kelompok KKB yang selama ini melancarkan teror penembakan di wilayah Puncak Jaya.
"Selaku pimpinan daerah mewakili pemerintah dan masyarakat sangat sesalkan sebab masih saja ada oknum yang berpikiran dan melakukan tindakan seperti itu. Ini diluar dugaan dan kami mengutuk keras kejadian ini," ucapnya
Menurut Yuni, sejak kepemimpinannya pada Desember 2017, dirinya intens berkoordinasi bersama jajaran Muspida setempat baik Kapolres, Dandim serta pimpinan DPR dalam upaya mengantisipasi pergerakan kelompok ini dan terus melakukan upaya persuasif.
Namun saat ini kebijakan pusat terkait penanganan kelompok kriminal bersenjata di wilayahnya telah berubah dari yang sebelumnya.
"Kemarin beda. Kita diperintahkan oleh kapolri, dan mendagri juga panglima dan para pimpinan di pusat bahwa konsep yang dibangun kemarin itu harus pendekatan secara emosional, kekeluargaan dengan beberapa kebijakan. Salah satunya pengikut kelompok yang dulu, banyak yang sudah kita rekrut, berdayakan pekerjakan mereka di satpol pp, maupun pekerjaan jalan mereka yang awasi,"akunya
Namun, lanjut dia, kebijakan persuasif tersebut kini telah berubah.
"Sekarang ini kebijakan berubah perintahnya, dan mereka (KKB) tidak harapkan seperti itu. Sehingga kami berharap untuk mereka tidak lagi melakukan tindakan seperti itu. Kalaupun mereka punya keinginan, kita pemerintah daerah apa yang kita lakukan bisa melibatkan mereka.
Tapi memang apa yang kita pikirkan dengan yang mereka (KKB) pikirkan itu tidak sama karena faktor manusia, lain berpikir, lain berkata," ungkap Yuni.
Perayaan HUT RI
Di kesempatan itu, Bupati Yuni menceritakan bahwa menyambut perayaan Hut ke- 73 RI lalu, pihaknya menggelar berbagai lomba yang melibatkan masyarakat. Bahkan tiga hari sebelum hari kemerdekaan 17 Agustus, pihaknya bersama jajaran Kepolisian dan TNI rutin menggelar razia alat tajam yang sering dibawa masyarakat ke dalam kota Mulia, ibukota kabupaten Puncak Jaya.
"Dalam razia itu petugas banyak menyita senjata tajam seperti parang, pisau, dan panah,"sebutnya.
Diakui Yuni, perayaan hut kemerdekaan tahun ini memang agak berbeda karena pihak pemerintah memberikan kekebasan kepada masyarakat untuk terlibat didalamnya.
"Upacara berjalan aman dan lancar," ujar Yuni seraya menambahkan saat peristiwa terjadi dirinya sedang berada di Jayapura untuk mengikuti sebuah acara yang digelar pemerintah provinsi Papua.
"Kami berharap seluruh masyarakat tetap tenang. Sebab yang terjadi adalah ulah dari oknum yang tidak bertanggung jawab yang sengaja ingin membuat daerah puncak jaya tidak aman,"imbaunya.
Bantuan Pesawat
Yuni menambahkan pemerintah puncak Jaya telah memberikan bantuan pesawat untuk mengevakuasi jenazah kedua korban. Selain itu juga diberikan sedikit bantuan biaya untuk mendukung kelancaran pemakaman.
"Sampai saat ini bisa kami laporkan bahwa situasi keamanan di wilayah puncak Jaya aman. Masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasanya, sementara aparat keamanan terus melakukan penjagaan disetiap titik terutama di wilayah kota mulia,"katanya.
Turut Berbelasungkawa
Kapolres Puncak Jaya, AKBP Ary Purwanto juga turut menyampaikan ucapan belangsungkawa dan duka yang mendalam atas tewasnya dua prajurit TNI saat mengemban tugas menjaga keamanan di wilayah puncak jaya
"Ini merupakan tantangan bagi kami selaku kapolres yang baru. Ke depan kita harus lebih bersinergi lagi baik dari rekan tni, unsur pemda baik dalam upaya preemptif dan preventif," ujar Ary yang baru tiga hari menjabat sebagai Kapolres Puncak Jaya ini.
Dia mengharapkan untuk masyarakat agar tetap tenang dan mempercayakan pengamanan dan stabilitas keamanan kepada jajarannya bersama TNI
"Kami unsur muspida akan berupaya semaksimal mungkin agar kejadian tidak terulang lagi ke depan," tegasnya.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya dibantu TNI masih melakukan investigasi penyelidikan terkait dengan kasus ini
Kasus penembakan terhadap dua anggota TNI ini bermula ketika, kedua korban pada Minggu pagi menerima telepon dari anak buah panglima kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), Goliat Tabuni yang bernama Erianus Tabuni. Dimana Erianus meminta korban untuk memberikan bantuan makanan dan juga aki dengan perjanjian jika permintaanya dituruti, Erianus akan menyerahkan satu buah senjata laras pendek kepada korban.
Saat tengah perjalanan menuju Tingginambut, kedua korban yang menggunakan sepeda motor Suzuki Thunder dihadang tepat saat berada di jembatan tingginambut, keduanya langsung diberondong peluru dan panah.
Jasad kedua korban akhirnya ditemukan di sebuah rumah kayu tak jauh dari lokasi kejadian. Keduanya tewas mengenaskan. Korban Letda Amran Blegur mengalami luka tembak di kepala dan luka panah di bagian perut dan pinggang. Sementara Pratu Fredi mengalami luka tembak di kepala dan luka panah dibagian pinggang kiri dan kanan.Jenazah keduanya pada Senin pagi telah diterbangkan dari Mulia ke Jayapura.*