Tersisa Empat Korban Belum Teridentifikasi dari Kecelakaan Pesawat Dimonim

Salah satu jenazah korban pesawat Dimonim Air, Jamaludin saat dinaikan ke ambulance menuju bandara Sentani/Fendi

JAYAPURA,- Tim DVI Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Papua berhasil mengindetifikasi empat jenazah korban kecelakaan pesawat Caravan Dimonim Air PK-HVQ di Gunung Menduk Kabupaten Pegunungan Bintang Sabtu (13/8) lalu.

Empat jenazah yang berhasil diidentifikasi adalah, pilot Sufuve Lespie William, Co Pilot Iwayan Sugiarta, Jamaludin R dan Martina Urobmabin.

"Dari identifikasi berhasil menyerahkan empat jenazah dari delapan jenazah. Empat lainnya ini kami masih menunggu keluarga korban. Secara khusus keluarga inti yakni istri dan anaknya," kata Kabiddokkes Polda Papua Kombes Pol Ramon  didampingi Wakapolda Papua Brigjen Pol. Yakobus Marzuki, dan Menager Safety dan Scurty Dimonim Air Tris Nugraheni saat release media di RS Bhayangkara, Selasa (14/8).

Lanjutnya, Pemeriksaan identifikasi oleh tim DVI Polda Papua mengacu pada data Primer dan sekunder yang melekat pada tubuh korban.

“Jika satu saja data primer seperti sidik jari, rumus gigi dan DNA jika terpenuhi berarti match (cocok), sementara untuk data sekunder minimal dua item dan match," kata Ramon.

Dari empat jenazah, untuk kantong jenazah 006 dipastikan adalah jenazah almarhum Jamaludin berdasar pada data primer dan skunder.

"Pertama, berdasarkan data primer dan sekunder, dari data primer berupa sidik jari, dan data sekunder berupa properti korban maka kantong jenazah nomor 006 tidak terbantahkan sebagai Jamaludin. Warga Beranti Barra Kota Paloppo," kata Ramon.

Selanjutnya Kedua, kantong jenazah nomor 002 diidentifikasi sebagai alamarhum Martina Urobmabim.

"Berdasarkan data primer dan sekunder, primer berupa sidik jari match (cocok) dan data sekunder berupa properti yang melekat ditubuh korban, kantong jenazah nomor 002 tidak terbantahkan sebagai Martina Urobmabim, umur 29 tahun warga Nganum Kawor Pegunungan Bintang," ungkapnya.

Selanjutnya nomor tiga, berdasarkan data primer dan skunder yang melekat pada tubuh korban, kantong jenazah nomor 008 adalah jenazah almarhum pilot Sufuve Lespie William, warga negara PNG.

"Data sekunder berupa properti  pakaian yang melekat  pada tubuh korban, dan kartu nama yang juga melekat pada korban serta catatan medis pada tubuh korban, maka Kantong jenazah nomor 008, tidak terbantahkan sebagai Sufuve Lespie William,.umur 53 tahun, warga PNG alamat Port Moreaby," terangnya.

Terakhir, berdasarkan data sekunder berupa properti yang melekat pada tubuh korban dan catatan medis dan photografi maka kantong  jenazah nomor 007 tidak terbantahkan sebagai jenazah co-pilot I Wayan Sugiarta.

"Untuk kantong jenazah lain, belum bisa teridentifikasi kita hanya konferm data pos mortem dan antemortem match,  ini yang kurang adalah data pembandingnya yang belum ada, memang ada satu jenazah yang photografi nya oke, namun baru satu data, harus ada dua, dan kita masih menunggu pembandingnya, dan itu dari pihak keluarga, yang belum ada,"terang Ramon.

Usai memberikan keterangan pers, satu jenazah atas nama Jamaludin langsung diserahkan kepada keluarga. Selanjutnya jenazah di berangkatkan ke Makassar. Rencananya sore ini jenazah co pilot Iwayan Sugiarta juga akan diberangkatkan menuju Bali. *