JAYAPURA,– Meyikapi kekalahan Persipura Jayapura dari PS Tira di Stadion Sultan Agung, Kota Bantul, Sabtu (11/8). Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano angkat suara.
Kepada pers di Kota Jayapura BTM menyoroti sejumlah kesalahan yang dilakukan oleh tim Persipura, diantaranya tampil tidak maksimal di babak pertama sehingga lawan mampu menguasai permainan.
“Kita bisa lihat di babak pertama kita tidak bermain maksimal, lawan menguasai permainan. Tapi di babak kedua anak-anak kita sudah bermain dengan sangat baik, bahkan kita menekan dan kuasai permainan dan ada peluang, tapi secara keseluruhan kita bermain tidak seperti biasanya.
Selain itu kata BTM, kepemimpinan wasit Novari Ikhsan dinilai sangat merugikan tim Mutiara Hitam. Dimana sejumlah kesalahan dibuat oleh Novari sehingga membuat pemainnya sangat hati-hati dan tidak bermain lepas.
“Kita juga soroti kepemimpinan wasit Novari Ikhsan, dia sangat responsif pada pemain kita, situasi ini membuat pemain jd sangat hati-hati, bermain tidak lepas, dan mudah tersulut emosi, akhirnya hilang fokus, cara-cara wasit seperti ini kan jelas merugikan tim,” sesalnya.
Dikatakan, dalam permainan tersebut pemain lawan sering melakukan diving di dalam kotak 16, namun tidak dikenakan kartu.
“Beberapa kali free kick harus diulangi atas permintaan wasit, banyak kejadian yang buat pertandingan terhenti di babak kedua tapi perpanjangan atau tambahan waktu hanya 3 menit. Sementara wasit seperti membiarkan pemain lawan mengulur-ulur waktu, kondisi ini menurut kami ikut memperburuk permainan karena pemain kita terganggu secara mental,” ungkapnya.
Wali Kota Jayapura ini menegaskan bahwa pernyataan ini bukan untuk mencari kambing hitam atas kekalahan tim Persipura, tapi ia ingin agar pertandingan berlangsung adil dan sportif.
“Kita akui kita kalah, tetapi kita tidak boleh tutup mata atas kemungkinan kesalahan pihak lain yg terkait langsung dengan pertandingan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Media Officer Persipura Jayapura, Bento Madubun mengakui bahwa permainan PS Tira sangat baik, hanya saja kepemimpinan wasit jauh dari rasa fairplay dan Profesionalitas.
“Menurut kami inilah yang mempertegas dan membuat kerancuan kepada kami apa itu sebenarnya keadilan. Karena kami tidak merasakan keadilan dan sudah sulit bagi kami untuk meyakinkan bahwa diri kami ini akan kondisi berjalan adil dan jujur,” bebernya. *