WARTAPLUS - Pemerintah mencanangkan gerakan penghematan minyak bumi, dengan cara memasyarakatkan penggunaan kendaraan berbasis teknologi listrik. Aturan mengenai kendaraan jenis baru itu sedianya akan diterapkan dalam waktu tidak lama lagi.
Dalam penerapannya nanti, ada beberapa jenis kendaraan dengan sumber penggerak alternatif. Salah satunya mesin hibrida. Ini merupakan gabungan dari mesin konvensional dengan motor listrik.
Teknologi hibrida pada kendaraan pada dasarnya ada dua model, Hybrid Electric Vehicle atau HEV dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV. Perbedaannya, baterai pada mobil PHEV yang digunakan sebagai catu daya motor listrik, dapat diisi ulang melalui listrik rumah.
Tim riset dari Institut Teknologi Bandung mendapat kesempatan dari Toyota, untuk menguji dua model tersebut di Bandung, Jawa Barat. Ada tiga mobil yang disediakan, yakni mobil bermesin konvensional, mobil HEV dan mobil PHEV.
Hasil pengujian awal menunjukkan, sistem HEV bisa lebih irit dua kali lipat dibandingkan mesin konvensional.
“Konsep HEV bisa langsung diimplementasikan, karena tidak membutuhkan infrastruktur tambahan. Selain itu, konsumsi bahan bakarnya dua kali lebih efisien dibanding mobil konvensional,” kata Ketua Tim Riset ITB, Agus Purwadi melalui rilis yang diterima, Jumat 10 Agustus 2018.
Sementara untuk PHEV, konsumsi bahan bakarnya lima kali lebih efisien. Namun, kendaraan ini membutuhkan infrastruktur tambahan, karena memerlukan pengisian (charging) selama kurang lebih 0,74 kali per hari, dengan catatan baterai belum diisi penuh.