WARTAPLUS - Tikus kerap dianggap sebagai hewan yang menjijikkan. Membayangkan mereka berlarian di dalam selokan lalu masuk ke rumah saja sudah menjadi mimpi buruk, apalagi kalau sampai memakannya. Wah, tak bisa dibayangkan ya!
Banyaknya isu seputar penggunaan daging tikus sebagai bahan makanan yang dijual di pinggir jalan membuat banyak orang, atau mungkin termasuk Kamu, resah. Namun, sebenarnya daging tikus layak dikonsumsi dan mengandung nutrisi seperti daging hewan lainnya tidak, sih? Lalu bagaimana ya cara membedakan daging tikus dengan daging hewan lainnya?
Dijual di Banyak Negara
Percaya tidak percaya, ternyata terdapat beberapa jurnal yang menyatakan bahwa daging tikus dapat dimakan, Gengs! Bahkan, daging tikus bisa menjadi solusi dari kekurangan sumber protein hewani di masa depan.
“Di negara Asia, seperti Kamboja, Laos, Myanmar, beberapa wilayah Filipia, Indonesia, Thailand, Tiongkok, dan Vietnam, serta negara Afrika seperti Ghana sudah mengonsumsi daging hewan rodensia ini,” ungkap nutrisionis Hana Adisti, S.Gz., saat diwawancarai oleh GueSehat.
Bahkan, di London dan Paris sudah ada restoran yang menyajikan makanan Afrika dengan bahan baku tikus. Sedangkan di Filipina, dapat ditemukan daging tikus dalam kaleng. Di Indonesia sendiri daging tikus bisa ditemukan di pasar tradisional ekstrem di Tomohon, Sulawesi Utara. Dilansir melalui detik.com, pasar tersebut sudah berdiri sejak lama, yakni lebih dari ratusan tahun yang lalu.
Memang Apa Saja Kandungan Nutrisi di Dalamnya?
Menurut Hana, dapat diasumsikan 1 ekor tikus menghasilkan 300 gr daging. Nah, untuk setiap 300 gr daging tikus, terdapat 648 kalori, 63 gr protein, dan 33 gr lemak. Ini hampir setara dengan daging sirloin yang beratnya juga 300 gr, yang memiliki kandungan 684 kalori, 62 gr protein, dan 47 gr lemak. Meski demikian, tambah Hana, daging tikus tidak menyumbang mineral yang banyak bagi tubuh. Dalam 300 gr daging tikus, hanya terdapat 14 mg zat besi dan 6 mg seng.
Namun, Apakah Aman Dikonsumsi?
Jika sudah mengandung nutrisi, pertanyaan berikutnya adalah apakah daging tikus aman dikonsumsi? Jawabannya tergantung dari cara pengolahannya. Tidak bisa ditampik bahwa tikus hidup secara liar dan mengonsumsi sampah serta kotoran makhluk hidup lainnya. Karenanya, sangat mungkin mereka membawa berbagai patogen atau parasit di dalam tubuh mereka.
“Mengolah daging tikus sampai sampai benar-benar matang dapat mematikan bakteri yang terdapat pada bahan makanan tersebut. Walau begitu, belum ada standar kualitas dan cara memasak daging tikus yang tepat,” tutur Hana. Selain itu, belum ada penelitian yang mendalam seputar risiko penyakit yang berkaitan dengan mengonsumsi tikus.
Bagaimana Cara Membedakan Daging Tikus di Pasaran?
“Saya sendiri belum pernah melihat dan mencoba mengonsumsi daging tikus. Namun, berikut adalah beberapa testimoni yang saya temukan terkait daging tikus. Daging tikus berwarna merah muda, berserat, dan memiliki bau yang khas,” ungkap Hana.
Daging tikus juga memiliki kelenjar minyak dengan bau yang khas di bawah kulitnya. Terkait teksturnya, Hana menambahkan, “Ada yang mendeskripsikan bahwa tekstur daging tikus yang sudah dimasak seperti perpaduan antara daging babi dan ikan. Namun, ada pula yang mendeskripsikannya seperti perpaduan antara daging babi dan burung dara.”
Di Shanghai, Tiongkok, pernah ada kasus pedagang yang menjual daging tikus giling sebagai daging domba. Ada pula yang mengaku terksturnya mirip dengan daging kelinci, karena keduanya termasuk ke dalam golongan hewan rodensia.
Nah bagaimana, Gengs? Apakah sudah mendapatkan pencerahan terkait daging tikus? Terlepas dari boleh dikonsumsi dan memiliki kandungan gizi, perlu diperhatikan juga bagaimana pengolahannya. Selama belum ada penelitian lebih jauh seputar daging tikus, Kamu tetap harus waspada, ya!