SORONG, -Meski masih terkendala restu dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait kepastian kehalalan vaksin Measles dan Rubella (MR), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tetap menjalankan program tersebut di wilayah luar Pulau Jawa.
Termasuk Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat yang optimis pelaksanaan vaksin massal selama bulan Agustus dan September 2018 dapat mencapai target 95 persen dari 266.463 anak usia 9 bulan sampai 15 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorongan melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P3M), Edi Sunandar dalam sosialisasi vaksin MR kepada awak media di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (9/8) menjelaskan bahwa status kehalalan MUI sedikit berdampak dengan pelaksanaan vaksin MR.
Namun pihak Dinas kesehatan tetap melakukan pelayanan kepada warga yg tidak menolak vaksin tersebut.
"Kalau soal halal atau tidak memang ranah MUI. Tapi untuk perlu diketahui bahwa vaksin ini sudah lama digunakan di negara lain termasuk negara-negara Islam dan sudah mendapatkan pengakuan dari WHO. Tapi kalau ada yang keberatan, kami juga menghormati tapi kami terus memberikan pemahaman supaya mau divaksin. Mengingat vaksin ini dapat mencegah penyebaran virus Campak dan Rubella yang dapat menyebabkan cacat bahkan kematian,"terang Edi.
Sejak diberlakukan pada 1 Agustus 2018 hingga 8 Agustus, capaian imunisasi massal MR berjumlah 61.980 anak atau 23,3 persen.
Capaian ini diharapkan dapat memenuhi target hingga akhir Agustus mendatang dan pada bulan September, Dinkes akan melakukan pengecekan ulang kepada warga yang belum mengimunisasikan anak-anaknya.
Edi yang ditemani pengelola Imunisasi Dinkes Papua Barat, Hendrik Marisan dan dr. Arte berharap MUI dapat secepatnya memberikan kepastian mengenai kehalalan vaksin MR agar anak-anak Indonesia khususnya anak Papua dapat memperoleh hak sehat.*