MANOKWARI,- Salah seorang tokoh pemuda Papua Barat, Jeferson Thomas Barru mempertanyakan kerja panitia khusus (Pansus) pembentukan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), dan juga DPR Papua Barat.
Thomas Barru mempertanyakan kerja pansus selama ini, termasuk dana yang disediakan untuk kerja Pansus dan apa yang dihasilkan melalui pansus yang dibentuk tersebut. "Selama ini kami dengar DPR membentuk Pansus, namun macamnya tidak jelas," ucap Jeferson.
Hal ini langsung ditanggapi oleh Ketua MRPB Maxi N Ahoren dan Wakil Ketua 3 DPRPB Robert Manibuy.
Maxi N. Ahoren mengutarakan, MRPB sejak dilantik dan bekerja baru sekali membentuk pansus yakni Pansus LNG Tangguh di Teluk Bintuni, namun tidak ada anggarannya, justru anggaran rutin kegiatan MRPB yang digunakan.
"Kami menggunakan kegiatan rutin untuk menjalankan kegiatan ke daerah di Papua Barat, misalnya ke Bintuni, Raja Ampat, Maybrat, Tambrauw" jawab Ahoren kepada wartawan, Rabu (8/8).
Ditegaskan Ahoren bahwa, pembentukan Pansus bukan sebagai lahan salah menggunakan kewenangan untuk mendapat keuntungan alias menikmati uang dari Pansus tersebut.
Untuk pertanggungjawabkan dana ke keluar daerah bersumber dari program rutin, misalnya dana aspirasi, dana kunjungan kerja dan reses. Oleh karena itu di MRPB tidak ada dana Pansus.
Misalnya, kata Ahoren, Pansus MRPB ke Maybrat menggunakan dana konflik. Kemudian Pansus ke Tambrauw, juga menggunakan dana konflik.
Menanggapi Pansus pembentukan DPR, kata Wakil Ketua 3 DPR Papua Barat, Robert Manibuy, tak ada keuntungan dari pembentukan pansus dimaksud.
Akan tetapi, menurut Manibuy, Pansus yang selama ini dibentuk ia tidak mendapat laporan. Mungkin saja dilaporkan kepada ketua DPR. *