Kolase : Kapendam Cenderawasih, Letkol Inf Muhammad Aidi dan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal
JAYAPURA,- Kodam Cenderawasih dan Polda Papua membantah tudingan aksi penyerangan lewat udara yang dilakukan jajarannya di markas Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di kampung Alguru, Kabupaten Nduga.
Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Letkol Inf Muhammad Aidi kepada wartaplus.com, Kamis (11/7) sore menegaskan, hingga saat ini belum ada pergerakan pasukan TNI untuk mengejar Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Nduga baik lewat darat maupun lewat udara
“Hingga saat ini alutsista TNI khususnya pesawat udara baik Helikopter maupun pesawat sayap tetap belum pernah digunakan untuk melaksanakan serbuan di Papua. Sejauh ini alutsista TNI hanya digunakan untuk pendorongan logistik termasuk mendukung Pemda dan membantu Masyarakat (Papua) mengatasi kesulitan khususnya dalam hal sarana angkut,” bantah Aidi.
Menurut dia, status politik dan eskalasi ancaman di Papua adalah tertib sipil sama dengan yang berlaku di daerah lain di seluruh wilayah Indonesia artinya, penegakan hukum masih mengedepankan tindakan Polisionil atau operasi militer
“Nyatanya TNI-Polri jatuh korban di Puncak Jaya beberapa waktu yang lalu baik korban jiwa maupun luka-luka. Kami berbelasungkawa tetapi tidak ada ribut-ribut, masyarakat sipil yang tak berdosa jadi korban pembantaian, pesawat angkutan masyarakat yang sangat dibutuhkan rakyat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya di pedalaman mereka tembaki, kalau aparat keamanan melaksanakan penindakan hukum kok mereka langsung teriak-teriak,”akunya heran
Aidi menambahkan demi tegaknya hukum dan kedaulatan Negara, tentunya aparat keamanan akan tetap melaksanakan pengejaran dalam rangka penegakan hukum terhadap KKSB.
“Sekelompok orang mengangkat senjata secara illegal tidak pernah dibenarkan dalam aturan hukum manapun, termasuk upaya perlawanan terhadap kedaulatan Negara tidak akan pernah ditolerir. Namun mekanismenya tentunya aparat keamanan akan mematuhi dan menjunjung tinggi hukum dan Perundang-undangan yang berlaku. Beda dengan pihak KKSB, mereka adalah gerombolan tidak mengenal norma, hukum dan aturan. Tidak mengenal combatan dan non combatan, bahkan anak kecilpun mereka bantai,” tegasnya.
Lanjut dia, penindakan hukum oleh aparat keamanan ditujukan terhadap KKSB yang nyata-nyata telah mengangkat senjata secara Illegal, melakukan perlawanan dan merongrong kedaulatan Negara, melaksanakan teror terhadap rakyat sipil tak berdosa hingga pembantaian yang tidak berperikemanusiaan.
“Yang dilakukan aparat keamanan adalah pengamanan pemukiman, mengamankan dan melindungi Rakyat, dan penegakan serta penindakan hukum, bukan menyerang Rakyat. Rakyat tidak perlu takut kepada aparat keamanan TNI-Polri dan jangan lari masuk ke hutan, tetaplah berdiam di pemukiman atau di kota, terutama di daerah yang ada aparat keamanannya, maka TNI-Polri akan menjamin keamanan rakyat,"serunya.
Berita Hoax
Hal senada juga diungkapkan Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol AM.Kamal.
Dia membantah dengan keras apa yang disampaikan Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Nduga, Jhony Beon di media. Menurut Kamal, adanya informasi yang beredar di media Sosial terkait dengan aksi penyerangan di markas KKSB tersebut adalah tidak benar alias Hoax
“Tidak ada penyerangan yang dilakukan oleh aparat gabungan TNI/Polri di Kabupaten Nduga, berita yang disebarkan di media social melalui beberapa akun Facebook itu tidak benar atau hoax,” bantahnya
Diungkapkan Kamal, beredarnya informasi tersebut merupakan upaya provokasi yang sengaja dibuat oleh oknum tertentu untuk memperkeruh situasi kemanan disana.
"Setelah dicek unggahan foto itu adalah foto peristiwa kebakaran hutan beberapa tahun lalu yang terjadi di Kalimantan,"ujarnya.
Kamal mengaku memang sempat terjadi aksi baku tembak antara kelompok kriminal bersenjata dengan aparat keaman namun tidak seperti yang disampaikan melalui media sosial yang menyebutkan serangan udara menggunakan Helkopter dan juga adanya bombardir yang dilakukan.
“Keberadaan heli disana untuk mengirim bahan makanan (bama) ke beberapa pos, ini bukan heli tempur, untuk mengevakuasi distribusi makanan di Nduga. Jadi tidak ada informasi bahwa terjadi bombardir yang dilakukan empat heli dan sebagainya, bahkan ada terjadi kebakaran akibat pengeboman oleh aparat, ada suara tembakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata, sehingga terjadi kontak tembak,” bantahnya lagi.
Mantan Kapolres Halmahera Selatan ini pun menambahkan kehadiran aparat kemanan di Nduga tidak lain yakni dalam rangka penegakan hukum. Dikarenakan aksi KKSB telah menimbulkan jatuhnya korban jiwa dari warga sipil dan juga aparat keamanan.
“Saya yakin masyarakat di Nduga merasa was was, saya pastikan kehadiran polisi disana dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat, kita tidak menyelesaikan masalah dengan menimbulkan masalah baru. Tidak membabi buta menembak masyarakat disana," jelasnya.
Kamal menambahkan, sampai saat pihaknya bersama jajaran TNI terus berupaya untuk melakukan penangkapan terhadap kelompok kriminal bersenjata yang ada di kabupaten Nduga dan mengharapkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak bernar.
Sebelumnya, Ketua LMA Nduga, Jhony Beon kepada Wartaplus.com, Rabu (11/7) malam menyampaikan, penyerangan tim gabungan TNI Polri dilakukan sejak pagi dengan menggunakan helikopter untuk mengangkut aparat dari Kenyam ibukota kabupaten Nduga menuju Kampung Alguru.
“ Informasi yang kami terima dari Kepala Kampung Alguru, bahwa penyerangan dilakukan sejak pagi menggunakan helikopter. Ada 6 kali helikopter mendrop pasukan ke Kampung Alguru. Mereka turun dari helikopter menggunakan tali. Ada juga penembakan yang dilakukan dari atas helikopter,” katanya.*