JAYAPURA,– Puluhan pemuka agama dan adat di Tanah Papua menyatakan siap mendukung imunisasi Campak dan Rubella (MR) dengan target cakupan kurang lebih satu juta anak di seluruh pelosok Provinsi Papua.
Pernyataaan dukungan disampaikan dalam Pertemuan Pimpinan Agama, Adat dan Mitra Strategis dalam mendukung imunisasi massal Campak dan Rubella (MR) yang dihadiri oleh Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Papua, Haji Toni Wanggai, Keuskupan Jayapura, Pastor Aventinus Jenaru dan Ketua I Dewan Adat, Bapak Weynand Watory, di Kota Jayapura, Senin (9/7).
Pastor Aventinus Jenaru dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya ingin setiap anak di Tanah Papua mendapatkan kesehatan fisik dan rohani yang baik.
“Untuk memastikan setiap anak mendapatkan hak nya untuk hidup sehat, maka kami akan melakukan himbaun kepada umat kami untuk mengikuti imunisasi MR di setiap kegiatan agama kami," ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua NU Papua Haji Toni Wanggai mengatakan setiap lapisan dan tokoh masyarakat berpengaruh di Tanah Papua mengemban tugas untuk menjadi corong sosialisaikan imunisasi Campak dan Rubella (MR).
“Sebagian besar daerah Tanah Papua terdiri dari daerah terpencil dengan akses yang terbatas. Bila setiap lapisan masyarakat terutama tokoh masyarakat adat dan agama di Tanah Papua bersatu untuk mendukung pelaksanaan imunisasi MR maka Insya Allah, kita bisa mengatasai hambatan akses dan logistik, “ ujar Toni Wanggai yang juga anggota MRP Papua.
Ditempat yang sama, Ketua I Dewan Adat Papua, Weynand Watory, menyatakan akan menghimbau seluruh lapisan masyarakat adat di Papua untuk berperan aktif mensosialisasikan imunisasi massal dan memastikan setiap anak di komunitas masing-masing mengikuti imunisasi untuk penyelamatan manusia asli Papua.
“Setiap masyarakat adat di Papua memiliki kedekatan emosional yang dekat dengan tokoh nya. Kami akan aktif untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat kami untuk mengikuti program imunisasis massal ini, “ ujar Watory.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, mengungkapkan, Kampanye Imunisasi Campak dan Rubella di Papua merupakan bagian dari program nasional di 28 propinsi diluar pulau Jawa, yang menyasar sekitar 32 juta anak.
"Kegiatan ini merupakan tahap kedua imunisasi Campak dan Rubella yang sebelumnya ( tahap pertama) telah dilaksanakan pada bulan Agustus dan September 2017, di seluruh pelosok pulau Jawa yang berhasil menyasar sekitar 35 juta anak," kata Aaron.
Untuk Papua kata Aaron, Dinas Kesehatan Provinsi Papua akan melaksanakan pemberian imunisasi ini di 380 Puskesmas dan seluruh Posyandu dan TK/PAUD di Papua. Selain itu, pemberian imunisasi akan menyasar ke 2.547 SD/MI, 672 SMP/MTs dan 13 Sekolah Luar Biasa.
"Sekitar satu juta anak usia sembilan bulan sampai kurang dari 15 tahun akan menjadi sasaran vaksin Campak dan Rubella di Provinsi Papua. Hampir seluruh kabupaten di propinsi Papua dinyatakan sebagai daerah yang rentan resiko dan atau sangat rentan resiko, karena faktor akses yang terbatas," ungkapnya.
Dikatakan, Penyakit Rubella terkadang tidak menunjukkan tanda tanda signifikan atau jelas pada anak. Akan tetapi, jika dilakukan pencegahan sejak dini dapat menghindarkan anak dari kebutaan, kepala kecil, katarak hingga gangguan pendengaran.
"Sementara untuk campak jika tidak dilakukan pencegahan sejak awal dapat menyebabkan anak terkena radang paru, radang otak, kebutaan hingga gizi buruk," beber Aaron.
Imunisasi massal Campak dan Rubella (MR) akan dilaksanakan gratis pada 1 Agustus sampai dengan 31 September 2018 mendatang. Pemerintah berkomitmen untuk menentaskan Campak dan Rubella pada tahun 2020. *