Perusda Jayapura Tangkap Peluang Ekonomi dari Program MBG

Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Kasih Mempersatukan Perbedaan Kabupaten Jayapura Emus Weya (batik biru), Direktur Bisnis Michael Yarisetouw (kanan), Ketua Pengawas Perusda Ester Yaku (kiri) dan Direktur Keuangan Lazarus Dike (kiri belakang) usai diwawancarai ANTARA di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura. (ANTARA/Agustina Estevani Janggo)

JAYAPURA,wartaplus.com - Perusahaan Daerah (Perusda) Kasih Mempersatukan Perbedaan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua, mulai menata ulang langkah bisnisnya.

Sejak awal November 2025, manajemen baru perusda telah diarahkan untuk kembali ke akar fungsi utamanya, yakni menggerakkan ekonomi daerah melalui pemanfaatan aset publik dan peluang usaha yang realistis.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Bupati Jayapura Yunus Wonda, yang ingin memastikan perusahaan daerah hadir, bukan sekedar nama, tetapi sebagai badan usaha yang menghasilkan nilai ekonomi nyata.

Ia menilai sudah saatnya Kabupaten Jayapura memiliki perusahaan daerah yang tidak hanya mencatat aset, tetapi juga menghidupkannya menjadi sumber pendapatan dan lapangan kerja.

"Bupati memanggil kami untuk berdiskusi tentang arah baru perusda. Pesan beliau sederhana, tetapi tegas, yakni harus punya kontribusi, bukan hanya administrasi," kata Direktur Bisnis Perusda Kasih Mempersatukan Perbedaan Michael Yarisetouw.

Setelah resmi dilantik bersama jajaran direksi lainnya, Michael dan tim langsung melakukan langkah paling mendasar, yakni pendataan seluruh aset yang dimiliki atau dikelola oleh perusda. Ia menilai, tanpa data yang akurat, sulit untuk merumuskan strategi bisnis yang efisien dan terukur.

Langkah awalnya adalah mendata semua arsip yang dipercayakan pemerintah daerah kepada perusda, baik yang masih berjalan maupun yang mandek.

Pendataan ini tidak sekedar administratif. Tim perusahaan turun langsung untuk melihat kondisi lapangan dan mencatat mana aset produktif. Selain itu juga mencatat mana yang terbengkalai dan mana yang masih punya potensi untuk dikembangkan ulang.

Dari situ dibuat pemetaan untuk menentukan unit usaha prioritas, termasuk rencana pengalihan atau optimalisasi aset.

Jika memang asetnya sudah tidak bisa berkembang, perlu dipikirkan bagaimana mengalihkannya agar tetap bernilai ekonomi bagi daerah.

Bagi Michael, momentum besar datang dari program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini digalakkan pemerintah pusat. Program ini dianggap sebagai peluang konkrit untuk membangun ekosistem bisnis baru yang menyentuh langsung masyarakat kecil.

Perusda Jayapura akan berperan sebagai penampung hasil produksi lokal, seperti ikan segar, sayur-sayuran, dan hasil pertanian lain dari masyarakat di kampung-kampung.

Barang-barang tersebut kemudian akan disalurkan ke dapur-dapur MBG di berbagai sekolah dan lembaga sosial di Kabupaten Jayapura.

Jadi nelayan dan petani lokal tidak perlu lagi menjual hasil ke tengkulak. Pembeli tetapnya adalah dapur MBG yang bekerja sama langsung dengan perusda.

Model bisnis ini diharapkan menjadi bentuk integrasi ekonomi rakyat dengan kebijakan daerah, karena perusda berperan sebagai jembatan antara produsen lokal dan pasar yang sudah pasti.

Tidak hanya memperkuat pendapatan petani dan nelayan, pola ini juga menumbuhkan rasa percaya diri bahwa hasil bumi Kabupaten Jayapura dapat menjadi tulang punggung ekonomi daerah sendiri.

Program nasional MBG telah memberi kepastian pasar bagi perusda. Perusda hadir sebagai penghubung, bukan perantara yang mengambil untung, tapi lembaga yang mengatur supaya nilai tambahnya tetap tinggi di daerah.

Meski banyak peluang di depan mata, Michael memilih strategi realistis. Ia menegaskan bahwa perusda tidak hanya membuka banyak sektor sekaligus.

Setiap program bisnis akan dimulai dengan proyek percontohan di satu bidang, lalu dievaluasi secara menyeluruh, sebelum diperluas ke sektor lain.

Langkah ini penting agar sumber daya yang terbatas bisa diarahkan tepat sasaran. Menurutnya, banyak perusahaan daerah gagal berkembang, bukan karena kurang ide, tetapi karena terlalu banyak membuka lini usaha, tanpa kemampuan finansial dan manajemen yang memadai.

Dengan pendekatan bertahap, perusda bisa menjaga kredibilitas, sekaligus belajar dari setiap pengalaman bisnis. Hasil dari proyek pertama akan menjadi dasar penguatan struktur organisasi, pembiayaan, dan sistem pemasaran untuk program berikutnya.

Selain sektor pangan, Bupati Jayapura juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan pariwisata dan kelautan, terutama potensi besar yang belum tergarap di sekitar Danau Sentani.

Di kawasan ini, terdapat sejumlah kapal wisata milik pemerintah daerah yang selama bertahun-tahun tidak beroperasi. Michael melihat potensi itu sebagai peluang bisnis yang bisa digarap untuk menciptakan unit usaha wisata air.

Pesan Bupati sangat jelas, daerah memiliki kapal wisata, tapi nganggur. Karena itu, perusda akan membentuk unit usaha baru untuk mengelola kapal itu menjadi objek wisata.

Konsep yang ditawarkan mencakup paket wisata danau, kuliner lokal, dan edukasi budaya. Jika dikelola profesional, sektor ini diyakini dapat menjadi penggerak ekonomi baru bagi masyarakat sekitar, sekaligus memperkuat citra Kabupaten Jayapura dengan objek wisata unggulan di Papua.

Tidak hanya pariwisata, sektor perkebunan kopi lokal menjadi potensi besar yang tengah dikaji perusda. Kabupaten Jayapura memiliki beberapa wilayah penghasil kopi arabika yang mulai diminati pasar nasional.

Selain ikan dan sayur, daerah itu juga memiliki kopi yang bisa dikembangkan. Potensi itu bisa menjadi lini usaha tambahan jika telah ada kepastian pasar dan dukungan pembiayaan.

Pengembangan sektor kopi akan diarahkan pada kemitraan dengan kelompok tani dan koperasi yang telah berjalan. Perusda akan bertindak sebagai fasilitator pengemasan dan distribusi agar produk kopi Jayapura dapat menembus pasar lebih luas.

Meski banyak rencana, ditegaskan bahwa semua langkah terus dan akan didasari pada kemampuan keuangan yang tersedia.

Ia tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu, di mana perusahaan daerah menjalankan program besar, tanpa perencanaan finansial yang matang.

Setiap langkah bisnis harus realistis melihat kemampuan modal dan potensi pasar. Tidak boleh ambisius, tapi tanpa perhitungan.

Direktur Utama Perusdad Kasih Mempersatukan Perbedaan Emus Weya menjelaskan, setelah dilantik pada 12 November 2025 pihaknya segera menyusun rencana kerja tahunan yang menyesuaikan dengan dukungan anggaran dari pemerintah daerah serta potensi pendapatan dari sektor-sektor prioritas.

Pemerintah telah membuka peluang, tinggal mengelola dengan baik agar hasilnya dapat kembali ke masyarakat untuk dinikmati.

Bupati Jayapura Yunus Wonda sendiri dalam berbagai kesempatan menegaskan arah pembangunan ekonomi ke depan harus berpijak pada potensi lokal dan manajemen daerah yang kuat. Perusahaan daerah menjadi instrumen penting untuk menciptakan kemandirian ekonomi di tingkat kabupaten.

Dengan strategi baru yang lebih fokus, sinergi antarunit, dan keberanian membaca peluang nasional, seperti MBG, Perusda Jayapura diharapkan menjadi contoh bagaimana perusahaan daerah dapat menjadi tulang punggung ekonomi rakyat, bukan hanya simbol administratif, tetapi motor nyata pembangunan ekonomi dari Tanah Papua.*