Mayor Jenderal Lekagak Telenggen Desak Diplomat Papua Merdeka Bersatu dan Lobi Senjata untuk TPNPB

Anggota TPNPB OPM/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com – Mayor Jenderal Lekagak Telenggen, Komandan Operasi Umum Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), secara tegas mendesak pimpinan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan seluruh diplomat Papua Merdeka di dunia untuk segera bersatu, meninggalkan ambisi faksi masing-masing, serta melobi pengadaan senjata guna memperkuat perlawanan terhadap operasi militer Indonesia di Tanah Papua.

Dalam siaran pers resmi Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (KOMNAS) TPNPB yang diterbitkan pada Kamis, 13 November 2025, Lekagak Telenggen secara khusus menyebut nama Benny Wenda, Jeffrey Pagawak, dan Sebby Sambom sebagai "anak-anak anggota TPNPB" yang harus memprioritaskan persatuan demi merebut kemerdekaan bangsa Papua.

"Saya menegaskan bahwa semua nama yang saya sebut adalah anak-anak dari anggota TPNPB, sehingga segera bersatu dan lobi senjata, lalu kirim kepada pasukan TPNPB di 36 Komando Daerah Pertahanan di seluruh Tanah Papua untuk melawan ratusan ribu aparat militer Indonesia yang dikirim oleh Prabowo Subianto," ujar Lekagak Telenggen dalam pernyataannya.

Ia menyoroti operasi militer Indonesia yang sedang berlangsung, termasuk proyek strategis nasional yang disebut telah "membunuh generasi Papua". Menurutnya, selama lebih dari 60 tahun, TPNPB dan rakyat Papua menjadi korban, sementara faksi-faksi sipil dan diplomat belum bersatu, sehingga pembunuhan terhadap orang Papua terus berlanjut oleh "negara Indonesia".

Lekagak juga menggambarkan situasi darurat di Papua, di mana militer Indonesia menggunakan drone, helikopter, pesawat tempur, dan senjata canggih untuk melakukan pengeboman dan penembakan brutal terhadap pemukiman sip/nature sipil. "Banyak korban jiwa di kalangan warga sipil. Situasi Papua tidak baik-baik saja," tegasnya.

TPNPB, yang saat ini hanya mengandalkan senjata rampasan dari aparat militer Indonesia, mendesak diplomat Papua Merdeka untuk melobi senjata dari negara anggota PBB atau negara lain yang bersedia membantu. Sebagai imbalan, Papua menawarkan kerja sama atas sumber daya alam yang melimpah untuk "mengusir penjajahan Indonesia".

"Kapan diplomat bantu kami senjata untuk mempertahankan tanah dan manusia Papua dari pembantaian oleh pemerintah Indonesia yang sedang terjadi? Pasukan kami banyak yang menjadi korban, ada yang sudah rambut putih, tetapi kami yang bertahan ini mendesak agar diplomat segera bersatu," imbuh Lekagak.

Ia menekankan bahwa perjuangan kemerdekaan bukan hanya milik diplomat, melainkan seluruh rakyat Papua. "Bukan anda saja yang mau merdeka, tetapi semua orang Papua juga ingin merdeka. Tuhan dan alam Papua tahu penderitaan orang Papua," katanya.

Siaran pers ini diteruskan oleh Sebby Sambom selaku Juru Bicara TPNPB-OPM, dengan penanggung jawab Jenderal Goliat Tabuni, Panglima Tinggi TPNPB-OPM, Letnan Jenderal Melkisedek Awom, Wakil Panglima TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Terianus Satto, Kepala Staf Umum TPNPB-OPM
Mayor Jenderal Lekagak Telenggen, Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM

Pernyataan ini mencerminkan eskalasi tuntutan TPNPB di tengah konflik berkepanjangan di Papua, di mana kelompok bersenjata terus menentang kebijakan pemerintah Indonesia.*