JAYAPURA, - Sedikitnya 22 dari 29 Kabupaten Kota di Papua telah rampung menyelesaikan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Gubernur Wakil Gubernur Papua periode 2018 - 2023.
Tim Koalisi Papua Bangkit (KPB) Jilid II yang mengusung pasangan petahana Lukas Enembe - Klemen Tinal (LUKMEN) mencatat, dari total 22 kabupaten kota tersebut hingga Sabtu (6/7) sore, pasangan LUKMEN nomor urut 1, unggul sementara dengan perolehan suara 1.397.97 atau 71.73 persen, dari pasangan calon nomor urut 2, John Wempi Wetipo - Habel Melkias Suwae (JOSUA) yang meraih suara sementara 550.986 atau 28.27 persen.
Kemenangan telak pasangan LUKMEN ini tak bisa dipungkiri dari partisipasi dan dukungan masyarakat di wilayah pegunungan Papua, yang sebagian besar memberikan suara fantastisnya melalui sistem noken atau sistem ikat
Meski begitu, Tim Koalisi Papua Bangkit Jilid II membantah pasangan yang diusungnya menang karena pengaruh sistem noken.
"Saya kasih tahu kemenangan ini bukan karena sistem noken, tetapi karena kekuatan besar 9 partai politik. Mesin partainya sampai dibawah (kabupaten dan kota)," tegas Ketua KPB Jilid II, Mathius Awaitouw saat memberikan keterangan pers di Jayapura, Jumat (6/7) malam.
Untuk diketahui LUKMEN diusung partai partai besar antara lain partai Demokrat,Golkar,Nasdem,Hanura,PKS,PAN,PPP,PKPI,dan PKB
Figur LUKMEN
Selain kekuatan partai pengusung, Mathius yang didampingi Sekertaris KPB jilid II, Kusmanto dan sejumlah perwakilan partai koalisi lainnya menyatakan, figur seorang Lukas Enembe dan Klemen Tinal juga menjadi kekuatan besar kemenangan LUKMEN di wilayah pegunungan.
Seperti diketahui, Lukas Enembe merupakan putra asli suku dani asal pegunungan papua, yang pertama kali menjabat sebagai orang nomor satu di bumi cenderawasih. Sebelum menjadi Gubernur Papua, Lukas Enembe pernah menjabat sebagai Bupati Puncak Jaya. Sedangkan Klemen Tinal merupakan putra asli Mimika yang juga pernah menjabat sebagai Bupati di kabupaten yang dijuluki kota emas Papua itu.Selama memimpin di periode 2013 - 2018, kedua putra koteka ini banyak membuat kebijakan yang pro rakyat bahkan berani melawan aturan pusat hanya untuk kepentingan rakyatnya yang masih hidup dalam keterisolasian, keterbelakangan, dan ketertinggalan dari daerah lain.
"Ada juga hubungan emosional dari berbagai paguyubuan masyarakat. Apalagi kita tahu sistem kekerabatan masyarakat pegunungan itu sangat kental. Siapa sosok figur atau tokoh yang menjadi panutan, akan sangat dihormati oleh semua suku, paguyuban yang ada dan itulah yang dipilih sebagai pemimpin,"ujar Mathius
Hal lain yang juga mendongkrak popularitas LUKMEN adalah visi misinya yang viral di media sosial yakni Melanjutkan Papua Bangkit,Mandiri,Sejahtera dan Berkeadilan
"Visi misi selama ini terus kita publikasi di masyarakat sehingga menjadi viral,"akunya.
Sementara itu menyoal sistem noken, diakui Mathius memang hingga kini masih jadi perdebatan karena rawan kecurangan. Namun pastinya sistem ini telah diakui oleh negara dan hanya dikhususkan di Papua untuk menghargai kearifan lokal masyarakat setempat.
Sistem noken merupakan sistem pemilihan umum yang berbeda dengan pemilihan secara nasional. Sistem ini dipergunakan hampir di semua kabupaten yang di wilayah pegunungan Papua
Ada dua cara yang digunakan yaitu sistem ikat dimana setiap kepala suku memberikan satu suara mewakili seluruh anggota suku. Lalu cara kedua sistem noken dimana tas noken dijadikan sebagai pengganti kotak suara. Setiap noken akan ditulisi dengan nama masing masing pasangan calon, dan warga tinggal memasukkan surat suaranya kedalam noken yang dipilih.
"Memang noken masih jadi perdebatan. Tapi kami melihat sudah tiga kali pilkada serentak, sudah ada perubahan beberapa kabupaten mulai meninggalkan sistem noken dan beralih ke sistem nasional,"katanya.*