UMKM Kopi Papua Bukukan Business Matching di Yogyakarta dan Pelajari Strategi Perluasan Pasar Nasional dan Global

Sebanyak tujuh pelaku usaha kopi dan kakao Papua mengikuti studi lapangan dan benchmarking ke sejumlah pelaku usaha terkemuka di Yogyakarta/dok.Humas BI Papua

YOGYAKARTA, wartaplus.com - Bank Indonesia Provinsi Papua (BI Papua) menyelenggarakan kegiatan capacity building dan business matching bagi pelaku usaha kopi dan kakao Papua pada 1–2 Juli 2025 di Yogyakarta.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya memperkuat kapasitas UMKM unggulan Papua dari hulu hingga hilir serta penetrasi ke pasar global. Kegiatan ini juga sebagai rangkaian Festival Kopi Papua ke-8 yang akan digelar pada September 2025 dengan tema “Dari Gunung, Lembah, Pantai, hingga Pasar Global.

Sebanyak tujuh pelaku usaha kopi dan kakao Papua mengikuti studi lapangan dan benchmarking ke sejumlah pelaku usaha terkemuka di Yogyakarta.

Di Kopi Menoreh Tumpang Sari, Kulon Progo, peserta mempelajari teknik tumpang sari untuk menjaga kelembapan dan kesuburan tanah, serta teknik grafting (sambung pucuk) guna meningkatkan ketahanan tanaman dan kualitas hasil panen.

Kegiatan dilanjutkan di Hayati Roastery untuk mempelajari proses roasting berstandar melalui dukungan digitalisasi menggunakan aplikasi Cropster, serta pengembangan produk seperti dripbag dan cold brew.

Kunjungan ini menghasilkan kesepakatan business matching sebesar 100kg green beans kopi Papua.

Pada komoditas kakao, peserta melakukan kunjungan ke Cokelat Monggo untuk mempelajari alur pengolahan biji kakao menjadi cokelat siap konsumsi, strategi segmentasi pasarmelalui produk compound (pasar massal) dan couverture (pasar premium dan eskpor), serta pentingnya storytelling dalam membangun daya saing produk.

Kegiatan ditutup dengan kunjungan ke Griya Cokelat Nglanggeran yang mengintegrasikan kebun kakao dengan konsep desa wisata. Model ini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kakao Papua untuk mengembangkan eduwisata kakao dan memperluas potensi ekonomi lokal dari sisi hulu.

Sebelumnya, pada 30 Juni 2025, BI Papua juga menyelenggarakan forum diskusi bersama Kenny Tjahyadi, Country Director Kopikalyan Japan, guna membahas peluang ekspor kopi Papua ke Jepang. Dalam forum tersebut, kopi Papua dinilai memiliki cita rasa khas yang menjadikannya potensial sebagai specialty coffee.

Untuk memperkuat daya saing di pasar Jepang, diperlukan strategi storytelling dan kemasan berbahasa Jepang sesuai preferensi konsumen.

Diskusi ini menghasilkan komitmen pembelian awal 200 kg kopi Papua serta rencana promosi “Papua CoffeeWeek” di Jepang sebagai bagian dari Festival Kopi Papua ke-8 tahun 2025.

Seluruh rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas pelaku usaha,membuka akses pasar, serta memperluas jejaring bisnis UMKM kopi dan kakao Papua.

Penguatan sektor riil berbasis potensi lokal diyakini mampu memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian daerah maupun nasional sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru secara berkelanjutan.

Adapun peserta kegiatan terdiri atas pelaku usaha kopi dan kakao dari berbagai wilayah di Papua.

Untuk komoditas kopi, peserta dari sisi hulu meliputi Kelompok Tani Kopi Ninilak dari Pyramid, Pegunungan Papua yang membudidayakan kopi arabika dan merupakan anggota Koperasi Produsen Emas Hijau Papua, serta Kopi Ambaidiru dari Serui yang menghasilkan kopirobusta.

Dari sisi hilir, hadir Highland Roastery dan Blessed Coffee yang keduanya berasal dari Kota Jayapura dan bergerak dalam pengolahan dan penyajian produk kopi siap konsumsi. Sementara itu, pada komoditas kakao, peserta hulu diwakili oleh

Koperasi Nggam Bu Ngali dari Papua,sedangkan dari sisi hilir terdapat Kakao Kita Papua dan CocoaQu Cokelat Grime, yang juga berasal dari wilayah Papua dan fokus pada pengolahan produk kakao bernilai tambah.(rilis)