
JAYAPURA, wartaplus.com – Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79, Kepolisian Daerah Papua secara resmi menggelar Festival Colo Sagu 2025 yang dirangkaikan dengan pembukaan Turnamen E-Sport Mobile Legends.
Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari Kamis dan Jumat (26-27 Juni 2025) di Pantai Hmansaw bawah jembatan Holtekamp Kota Jayapura, dan dibuka langsung oleh Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige R. Renwarin serta dihadiri oleh para Pejabat Forkopimda Papua, dan pejabat Polda Papua
Dalam sambutannya, Kapolda Papua menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi simbol kuat sinergi antara Polri dan masyarakat dalam membangun jembatan antara tradisi lokal dan perkembangan dunia digital.
Festival Colo Sagu diangkat sebagai warisan budaya masyarakat Papua, khususnya di wilayah pesisir dan pedalaman, yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan melalui tradisi makan sagu secara bersama-sama.
"Festival Colo Sagu bukan sekadar seremoni, tetapi wujud nyata pelestarian tradisi makan bersama masyarakat Papua yang sarat nilai kebersamaan dan solidaritas," ujar Kapolda.
Festival ini mengusung empat tujuan utama, yaitu melestarikan budaya lokal, memperkuat identitas masyarakat Papua melalui kuliner, menjadi sarana rekonsiliasi sosial, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pangan lokal yang sehat dan berkelanjutan.
Dengan mengangkat tradisi "Colo Sagu" yang berarti makan bersama sagu, Polda Papua ingin menegaskan pentingnya solidaritas dan nilai lokal dalam kehidupan bermasyarakat.
Kapolda Papua menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini, mulai dari Yayasan Colo Sagu Nusantara, panitia pelaksana, hingga sponsor.
Apresiasi juga disampaikan Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong. Ia mengatakan,
"Bila diminta pilih, nasi atau papeda maka saya lebih memilih papeda, begitu juga dengan kue yang berbahan dasar Sagu, begitu lembut," akunya.
Menurutnya, Papua tanpa Sagu, maka akan terasa hampa. "Kegiatan Colo Sagu ini saya sangat mengapresiasinya," ucapnya.
Ramses berharap di masa mendatang, sagu bisa menjadi panganan nasional bukan hanya lokal.
"Saya juga menghimbau kepada PHRI untuk ada breakfast atau setiap sarapan pagi, harus ada Sagu," imbaunya.
Ketahanan Pangan
Kapolresta Jayapura Kota, AKBP Fredrickus Maclarimboen selaku inisiator kegiatan Festival mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menggerakkan dan menghidupkan kembali potensi lokal untuk masyarakat sebagaimana tema Hari Bhayangkara Ke-79 yakni Polri untuk Masyarakat.
Menurutnya, saat ini Pemerintah fokus pada Ketahanan Pangan, sementara Polri dikhususkan untuk Komoditi jagung. "Kita yang di Papua ada penunjang lain untuk pertahankan ketahanan pangan bilamana terjadi bencana atau musibah, Sagu juga bisa menjadi ketahanan pangan," tukasnya.
"Jadi apa yang ada saat ini dapat dikelola untuk tetap hidup. Boleh ganti pemilik tanah, tapi tolong jangan Sagu yang diganti dengan tanaman lain," pintanya.
Sagu saat ini mulai terkikis oleh perkembangan zaman, hal tersebut menjadi masalah karena alih fungsi tanaman Sagu.
"Untuk di Kota Jayapura yang miliki potensi untuk kawasan Sagu ada di Skouw, harapan kami dapat mendorong dan bekerjasama dengan Bapak Wali Kota Jayapura yang juga selaku Ondoafi di Skouw bisa mewujudkan kawasan Sagu," harapnya.
Polresta Jayapura telah menyiapkan 27 tenda untuk pelaku UMKM hadir di Festival Colo Sagu. "Colo Sagu merupakan wadah, untuk dapat menggerakkan para pelaku ekonomi kreatif masyarakat setempat," kata Kapolresta.
Festival yang berlangsung selama 2 hari diisi dengan berbagai kegiatan menarik. Hari pertama digelar diskusi dengan mengangkat tema Potensi Sagu di tanah Papua.
Pada hari kedua (Jumat,27/06/2025) akan digelar acara Demontrasi olahan Sagu, baik secara tradisional dan profesional.
"Demostrasi olahan sagu ini untuk mengembalikan rasa cinta dan kesukaan terhadap panganan lokal, dengan membalikan pangan lokal ditempat seharusnya," pungkas Kapolresta.
Sagu Cemilan Kantor
Sementara itu salah satu pelaku UMKM, Mama Sipora Novita Morontouw mengatakan Festival ini menghadirkan banyak pengunjung dan menghabiskan banyak dagangan yang dijualnya daripada saat festival yang digelar di Kabupaten Jayapura beberapa waktu lalu.
Kini ia diberikan kesempatan kembali untuk hadir di Festival Colo Sagu 2025 yang ada di Kota Jayapura dengan harapan bisa lebih dari festival sebelumnya.
"Saya memanfaatkan media sosial dengan memposting dagangan saya, peminat Sagu sebenarnya banyak, namun belum banyak yang tahu harus mencari dimana," ungkap Mama Sipora.
Ia berharap bahwa, Pemerintah bisa menjadikan Sagu sebagai snack perkantoran (cemilan kantor), angkat Sagu menjadi pangan di meja kantor.
"Jangan hanya di momen even-even begini saja kami dilirik oleh Pemerintah, setidaknya selain laku melalui medsos sebagaimana kami berjualan selama ini, paling tidak Sagu bisa hadir di meja setiap kantor baik Kota maupun Kabupaten dengan dijadikan snack perkantoran," usulnya.**