Rektor Uncen Sebut Tudingan Kenaikan UKT Adalah Pembohongan Publik

Rektor Uncen, Dr.  Oscar Oswald Wambrauw saat memberikan keterangan pers/ Andy

JAYAPURA,wartaplus.com - Menyikapi aksi demo mahasiswa menolak Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berujung ricuh, pihak Universitas Cenderawasih angkat bicara.

Rektor Universitas Cenderawasih, Oscar Oswald Wambrauw, menjelaskan, sejak Universitas Cenderawasih berubah status dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sejak 2023, pihak campus tak pernah menaikan uang kuliah tunggal atau UKT.

“Perlu diketahui oleh semua mahasiswa bahwa sejak bulan Mei 2023 hingga saat ini pihak kampus tak pernah menaikan UKT sama sekali. Dasar dan dokumennya dari kementerian, jadi tak mungkin kami langgar,” kata Rektor Universitas Cenderawasih, Oscar Oswald Wambrauw kepada wartawan pada Kamis (22/5/2025) petang.

Rektor menyebut, besaran UKT itu dikelompokan berdasarkan perekonomian keluarga mahasiswa sehingga tak mungkin ada kenaikan UKT.

“Tentunya dalam besaran UKT itu berdasarkan kelompok-kelompok mulai dari kelompok 1-10. Jadi penetapan besaran UKT itu dilakukan sejak mahasiswa itu masuk kuliah hingga selesai, jadi tidak ada perubahan atau kenaikan sama sekali,” jelasnya.

“Jadi perlu kami sampaikan bahwa besaran UKT setiap mahasiswa itu berdasarkan tingkat kemampuan orang tua. Jadi kami pastikan bahwa besaran UKT antara mahasiswa itu berbeda-beda karena tergantung pada kondisi ekonomi keluarga. Bahkan dalam pengelompokan UKT juga kita memberikan kebijakan afirmasi bagi mahasiswa OAP, sehingga saya mau pastikan bahwa tidak benar kami menaikan UKT,” jelasnya.

Untuk itu, rektor menegaskan bahwa tudingan mahasiswa terkait kenaikan UKT hingga Rp8 juta adalah pembohongan publik.

“Jadi perlu kami klarifikasi bahwa tudingan mahasiswa bahwa UKT itu sampai Rp8 juta adalah pembohongan publik oleh mahasiswa saat demo tadi pagi. Jadi sekali lagi kami tegaskan bahwa tidak ada UKT hingga Rp8 juta,” tegasnya.*