JAYAPURA,wartaplus.com - Pasca serangan Kelompok Kriminal Bersenjata terhadap guru dan tenaga kesehatan di Kampung Anggruk pada Jumat siang, Pemerintah Kabupaten Yahukimo mengeluarkan kebijakan untuk mengevakuasi seluruh guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman Yahukimo.
Pada hari pertama Sabtu kemarin, sebanyak 58 tenaga guru dan kesehatan dievakuasi ke Jayapura. Sementara hari kedua mencapai ratusan orang yang dievakuasi ke ibukota Dekai.
Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, mengatakan, evakuasi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan susulan kepada para guru dan tenaga kesehatan lainnya.
Bupati juga memastikan bahwa seluruh tenaga kesehatan dan guru yang ditempatkan di pedalaman Yahukimo merupakan warga sipil yang sudah bertugas sejak tahun 2021.
Bupati dengan tegas membantah tudingan KKB yang menyebut para guru dan tenaga kesehatan ini adalah mata-mata atau intelejen yang ditempatkan di pedalaman untuk memantau pergerakan KKB.
“Tudingan dari kelompok tertentu yang menyebut nakes dan guru ini adalah mata-mata, saya pastikan itu tidak benar, karena proses rekrutmen terhadap guru dan nakes ini kami lakukan secara terbuka dan dengan syarat yang ketat. Jadi sekali lagi saya tegaska bahwa mereka ini bukan mata-mata,” tegasnya.
“Kalau benar mereka mata-mata, tolong buktikan kepada saya mereka dari satuan mana, nomor anggotanya berapa? Kalau ada yang bisa menunjukan itu kepada saya, maka saya siap mundur dari bupati, karena saya yakin sekali bahwa itu tidak ada,” pintanya.
Pasca penyerangan ini, bupati dua periode ini meminta kepada aparat keamanan TNI-Polri untuk melakukan pengejaran dan penegakan hukum terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata yang melakukan teror terhadap guru dan nakes di Yahukimo.
“Tidak ada ruang dan tempat bagi orang atau kelompok tertentu untuk membunuh orang lain. Saya minta kepada polisi dan TNI untuk melakukan penegakan hukum supaya korban dan keluarganya bisa mendapat keadilan,” imbuhnya.
Saat ini, para korban penyerangan sudah dievakuasi ke Jayapura pada Minggu siang. Dari sembilan orang itu, satu orang guru meninggal dunia, tiga luka berat, tiga luka ringan dan dua lainnya aman. *