JAYAPURA, wartaplus.com - Papua merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana alam, bahkan Papua disebut sebagai supermarket bencana karena berbagai jenis bencana pernah terjadi di Papua semisal banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Jayapura pada 2019 silam.
Berkaitan dengan itu, Pemerintah Provinsi Papua mendorong stakeholders untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, yang bisa terjadi kapan saja.
Ini disampaikan Asisten II Setda Papua, Setiyo Wahyudi pada Rapat Kerja Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah se-Papua. Kegiatan yang berlangsung di Kota Jayapura, Selasa (19/11/2024) ini, dihadiri Kepala Pelaksana BPBD se-Papua dan stakeholders terkait.
Menurut Wahyudi, kesiapsiagaan penting untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi kejadian bencana. Selain itu mampu mengenali ancaman dan memprediksi sebelum terjadi bencana.
"Juga mampu mengurangi dampaknya jika terjadi bencana. Termasuk mempu menanggulangi bencana secara efektif dan mandiri," kata Wahyudi.
Ia menambahkan, penurunan risiko bencana sepatutnya menjadi salah satu indikator kinerja para kepala BPBD di Papua.
Lanjutnya, mitigasi dampak bencana di daerah akan turut memastikan kecukupan pangan, pendidikan, kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan hidup.
"Tentunya hal ini akan bermuara pada peningkatan perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat. Pada akhirnya akan terwujud Papua tangguh, Papua hebat," ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati menuturkan, Rakorda ini momen yang tepat. Khususnya dalam proses penyusunan RPJMD yang terintegrasi dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana.
"Kami di pusat sedang menyusun Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. Ini jadi salah satu masukan untuk penyusunan RPJMD 2025-2029," ujar Raditya.
Dikatakan, Rakorda ini juga sebagai sarana sosialisasi agar Rencana Penanggulangan Bencana juga disusun di level daerah.
"Rencana Penanggulangan Bencana sebagai upaya mitigasi bencana dan mengurangi risiko bencana, karena itu harus terintegrasi," katanya.**