JAYAPURA,wartaplus.com - Direktur Eksekutif Of Political Consultant and Strategic Campaign Nasarudin Sili Luli mengatakan debat bukan forum mengalahkan lawan debat, melainkan memenangkan simpati pendengar atau pemirsa karena cakap dalam mengolah tajuk debat yang diberikan dengan penguasaan masalah, mengolah tajuk dengan menarik, dan menyajikannya dengan pesona.
"Ini kompetensi lain yang harus disadari para pelaku debat. Para leluhur mengajarkan agar kita menang tanpa merendahkan martabat yang ”kalah” di arena debat,"ujarnya perihal debat Pilkada yang ramai di Papua
Mendasari itu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sarmi nomor urut 01 Dominggus Catue -Jumriati atau disingkat "DJ" kembali mengikuti debat publik kedua.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sarmi nomor urut 01 Dominggus Catue - Jumriati atau disingkat "DJ" kembali mengikuti debat publik kedua. Seperti dalam debat pertama, pasangan "DJ" juga kini mengikuti jalannya debat publik, namun dengan style yang sama yakni tetap tenang dan santun serta mengedepankan etika dan atura dari pada menyerang lawan.
Debat publik kedua dihadiri oleh pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sarmi nomor urut 01 Dominggus Catue, S. KM, M.Kes - H. Jumriati, SH (DJ), nomor urut 02 Yanni - Jimmy Esau Maban dan nomor urut 3 Agus Festus Moar - Mustafa Arnold Muzakar yang berlangsung di Hotel Horison Ultima Entrop, Kota Jayapura, Sabtu 16 November 2024 siang.
Paslon Bupati Sarmi, Dominggus Catue - Jumriati mengaku perbedaan debat publik pertama dengan yang kedua ini sangat di rasakan. Pertanyaan pertanyaan yang ditujukan pada paslon DJ ini agak keluar dari apa yang sudah di pelajari dan keluar dari tema. Bahkan lebih pada menyerang person.
"Pertanyaan tadi itu agak sedikit melenceng untuk kami jawab karena keluar dari tema. Jadi lebih pada menyerang person. Tapi tidak apa apa karena itu dinamika politik dan kami maklumi, itu tidak mengurangi semangat kami dan tetap konsisten mengikuti jalannya debat. Kami tetap menyala, meski diserang dari berbagai arah,"tandas Calon Bupati Sarmi, Doninggus Catue didampingi Calon Wakil Bupati Sarmi, H. Jumriati dan Ketua Tim Pemenangan Paslon nomor urut 01 DJ, Adrian Roi Senis serta Wakil Ketua I DPRD Sarmi, Macco Kopong Lamablawa, kepada sejumlah awak media di Hotel Horison Uktima Entrop, usai debat publik, semalam.
Menurut Dominggus Catue, setelah melewati debat terakhir ini, ia pun berharap dukungan terus mengalir dan simpati masyarakat Sarmi dan tetap konsisten juga solid untuk selau bersama sama membangun tanah leluhurnya yang sudah dibangun bertahun tahun oleh orang tua mereka.
"Dalam debat pertama dan kedua kami tidak pernah menyerang person. Kami selalu bertanya sesuai dengan tema debat yang awal itu yang kami dapat masukkan dari masyarakat bahwa mereka mengapresiasi kami, kami ucapkan terimakasih banyak. Ditambah lagi kata masyarakat kami tidak pernah menyerang person. Sehingga itu akan menambah jumlah pendukung kami dan memang sampai hari ini jumlah pendukung kami terus bertambah. Bahkan dari tim-tim lain hari ini, banyak yang bergabung ke paslon nomor urut 01 "DJ." Untuk itu, kami optimis pasti menang,"tegas Dominggus Catue.
"Intinya tidak ada yang sulit, meski tadi keluar dari pada tema debat kali ini. Memang kalau berdasarkan tema debat, kami juga menguasai tema debatnya, tapi ya sudah lah itu bagian dari dinamika debat yang terjadi kali ini. Kami sudah bisa menjawab sesuai tema yang ditentukan hari ini. Meski demikian, bagi kami berdua tetap bisa menjawab pertanyaan pertanyaan, baik dari panelis maupun calon kandidat lain sesuai tema yang ada dalam debat publik ini," sambungnya.
Calon Wakil Bupati Sarmi, H. Jumriati, SH mengatakan, berkaitan dengan debat kali ini, pihaknya lebih fokus menjawab berdasarkan hamonisasi dan sesuai tema debat kali ini.
Hanya saja ungkap Calon Wabup ini, tema debat kedua ini agak melenceng. Tapi intinya kami puas mengikuti jalannya debat kali ini dan kami pun telah berusaha menyakinkan masyarakat. Ya, meski debat pertama 01 menguasai panggung sementara tadi debat kedua ini menurut kami sedikit melenceng keluar dari tema.
"Kami berharap dengan menyaksikan debat pertama dan juga debat kedua ini, semoga ini dapat membuka pandangan masyarakat berkaitan dengan janji-janji yang bisa ditelisasi dan yang tidak bisa direlisasikan. Sehingga masyarakat lebih objektif dalam kaitan bahwa mana yang janji yang bisa di realisasikan tapi mana yang hanya berupa janji-janji manis belaka,"ujar mantan Ketua DPRD Sarmi itu.
Jangan Datang Hanya Bawa Janji
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Nomor Urut 01 "DJ", yang juga sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sarmi, Adrian Roi Senis menilai, debat pertama dan kedua memiliki ruang yang sesungguhnya merupakan perintah dan amanah yang harus dilakukan oleh kesemua calon yang tentunya bukan sebuah pertandingan itu terjadi pada debat, tetapi itu sebuah implementasi yang sesungguhnya hanya mencoba memberi gambaran terbesar dan juga memberi signal kepada publik bahwa program dan kegiatan yang nanti dilaksanakan oleh kandidat itu memang di publikasikan.
"Salah satunya melalui debat kandidat ini, sehingga debat itulah merupakan ajang untuk menawarkan program visi dan misi kepada masyarakat yang kemudian untuk mengambil keputusan untuk memilih siapalah yang terbaik dari semua perencanaan-perencanaan program,"ujarnya.
Menurut Adrian, sudah tentu semua kandidat memiliki program yang baik tetapi ada yang perlu digaris bawahi bahwa kita boleh memantau semua visi misi yang disampaikan.
"Mungkin kita bisa memilah-milah mana yang hanya sekedar janji janji manis, mana yang bukan janji. Sehingga itu menjadi salah satu keputusan yang penting diambil oleh rakyat untuk melahirkan keputusan yang datang dari hati rakyat itu untuk memilih pemimpin,"imbuhnya.
Tak hanya itu lanjut Adrian, rekam jejak pemimpin juga tidak didasari oleh kalimat-kalimat bagus yang dikeluarkan dari mulutnya tetapi juga kalau kita menoreh ke belakang latar belakang pemimpin calon-calon pemimpin itu menjustifikasi dirinya untuk memimpin Sarmi kedepan itu sangat penting
"Jadi, rakyat Sarmi juga harus pintar pintar untuk lebih jeli melihat bahwa pemimpin yang terbaik itulah yang harus dipilih untuk pemimpin Sarmi kedepan, bukan yang hanya sekedar datang dengan banyak janji janji karena terlalu banyak janji janji belum tentu bisa terbukti semuanya," tandas Adrian.
"Saya garis bawahi dari debat tadi, saya ingin menyampaikan kepada publik bahwa untuk 100 hari itu tidak mungkin karena calon Bupati yang terpeilih nanti itu kemungkinan dilantik di bulan ke 2 di tahun 2025. Sedangkan APBD sudah jalan itu sudah beda, sehingga untuk 100 hari itu sangat sulit untuk menjalankan APBD dalam kegiatan yang sudah diketok palu di tahun ini. Sedangkan bupatinya akan dilantik pada tahun depan, sehingga untuk memenuhi janji-janji ke depan dan saya pikir untuk 100 hari sidang perubahan itu bisa terjadi pada bulan 8 dan 9 baru sidang perubahan, sedangkan 100 hari kerja itu membutuhkan keuangan yang secara cepat untuk membiaya itu semua,"paparnya.
Sementara kata Adrian, APBD kita di tahun ini akan diketuk di akhir tahun ini dan bupati akan dilantik pada bulan Februari atau Maret. Itu otomatis APBD sudah jalan. Lalu bagaimana 100 hari kerja itu dijawab oleh seorang bupati?
"Ini kan sebuah janji yang jangan sampai tidak jadi. Nah kalau sudah begini ngapain kita pilih pemimpin seperti ini dan tidak tahu tata cara prosedur bagaimana APBD diketok dengan waktu yang sudah singkat ini. Itu sangat kursial dan sangat tidak rasional. Kemudian APBD yang diiming imingkan dinaikkan menjadi sekian triliun kedepan. Saya rasa jangan terlalu berlebihan lah memberikan iming iming kepada masyarakat, kasihan kalau masyarakat terus dibohongi dengan janji janji yang tak masuk akal,"cetusnya.
Padahal ungkap Adrian, jumlah APBD kita hari ini hanya Rp. 1 triliun. Sehingga kita boleh katakan dalam undang-undang 25 undang-undang 33 dan undang-undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Karena disitu menjabarkan secara terang benderang bahwa sistem pembagian keuangan perimbangan antara pusat dan daerah itu jelas di situ
Jangan Main Sulap
Andrian menambahan, jangan jadikan luas wilayah jumlah penduduk pendapatan hasil daerah menjadi baro meter ukuran untuk ketambahan dana transfer dari pusat ke daerah, sehingga kalau kita menaikkan pendapatan hasil dari kita tahun ini dari tahun ke tahun itu hanya sebesar Rp17 miliar. Lalu, bagaimana mau naik sebesar Rp 4 triliun - Rp 5 triliun?
'Itu suatu hal yang enggak mungkin terjadi. Pemerintah Pusat juga enggak bodoh kalau mau naikkan APBD Kabupaten Sarmi, karena dengan pendapatan asli daerah kita cuma Rp 17 miliar. Mau dinaikan pakai cara apa? Enggak bisa rumus tepat jalan penyesesuai keuangan tetap jalan sesuai dengan peruntukannya dan dengan kemampuan ((PAD Pendapatan Asli Daerah) kita. Jadi jangan terlalu berkhayal tinggi,"tekannya.
Untuk itu, Adrian mengingatkan kepada publik dan lebih khusus masyarakat di Kabupaten Sarni, agar tidak salah kaprah dalam menilai sesuatu dari luarnya saja, yang ada nanti salah memilih pemimpin.
"Kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sarmi ketika kita memilih bahwa kita tidak salah pilih, itu tidak semudah yang kita pikirkan bahwa 100 hari kerja semua bisa jadi, tidak bisa seperti itu. Ini bukan ajaib atau dunia sulap dan tidak segampang membalikkan telapak tangan. Semoga masyarakat Sarmi tidak lebih pintar lagi sehingga tidak salah memilih pemimpin pada 27 November 2024 nanti,"pesannya.