WARTAPLUS - Menindik bagian-bagian tubuh tertentu sudah menjadi tradisi dalam banyak budaya. Jika Geng Sehat senang mengikuti sejarah, Kamu akan menemukan kalau orang-orang Mesir, Yunani, dan Roma mendekorasi tubuh mereka dengan tindikan dan tato. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai alasan, mulai dari untuk menunjukkan posisi dalam sebuah kelompok hingga dianggap sebagai pelindung dari gangguan setan.
Dewasa ini, tindikan tidak hanya menjadi bagian dari kultur budaya, melainkan juga sebagai mode. Namun sebelum Kamu melakukannya, ada beberapa hal yang perlu Kamu ketahui, terutama seputar risiko dari menindik tubuh. Dilansir melalui youngwomenshealth.org, berikut penjabarannya!
Cek Kondisi Kesehatanmu
Ternyata, ada beberapa kondisi medis yang dapat menginterfensi proses penyembuhan setelah ditindik. Inilah mengapa menindik tubuh bisa menjadi keputusan yang salah, bahkan dapat berakibat fatal. Association of Professional Piercers merekomendasikan Kamu tidak ditindik jika:
- Mengalami iritasi kulit, luka ataupun ruam tidak wajar, benjolan, tahi lalat, luka goresan, maupun banyak bintik-bintik di sekitar area tubuh yang ingin ditindik.
- Menderita diabetes, hemofilia, masalah autoimun, kondisi jantung tertentu, atau kondisi medis lain yang dapat menghambat proses penyembuhan setelah ditindik.
- Sedang merencanakan kehamilan atau tengah mengandung, terutama bila Kamu ingin ditindik di area puting atau pusar.
Jangan lupa juga untuk mengetahui aturan yang berlaku di lingkungan kerja atau instansi pendidikanmu. Bisa jadi mereka tidak memperbolehkan Kamu memiliki tindikan di area tubuh manapun, kecuali tindikan di telinga pada wanita.
Apa Saja Risikonya?
Risiko yang paling serius dari menindik tubuh adalah infeksi, muncul reaksi alergi, perdarahan, dan kerusakan pada saraf ataupun gigi. Untuk infeksi, ini bisa disebabkan oleh hepatitis, HIV, tetanus, bakteri, dan ragi. Infeksi bisa terjadi jika orang yang menindik Kamu tidak mencuci tangannya terlebih dahulu dan tidak menggunakan sarung tangan saat proses penindikan, serta peralatan yang digunakan tidak steril. Sekadar saran, sebaiknya jangan menindik menggunakan tembakan tindik, karena alat tersebut tidak bisa disterilkan.
Selain itu, risiko kesehatan juga bisa muncul jika Kamu memilih jenis anting yang salah. Apabila anting yang digunakan terlalu besar, akan menghambat suplai darah ke jaringan tubuh. Alhasil, area tindikan akan terasa nyeri dan membengkak. Sementara jika anting yang digunakan terlalu kecil dan Kamu ditindik di bagian lidah, ada risiko anting tertelan.
Terakhir, Kamu bisa mengalami alergi akibat jenis anting yang salah, kebas pada area tubuh yang ditindik akibat kerusakan saraf, keloid, dan masalah mulut, seperti pembengkakan dan infeksi pada lidah, gigi patah, maupun trauma gusi.
Apakah Proses Penyembuhannya Lama?
Jawabannya adalah tergantung pada area tubuh mana yang ditindik. Beberapa bagian cenderung mudah terkena infeksi atau mengalami masalah. Umumnya, tindikan pada daun telinga akan sembuh dalam waktu 6-8 minggu. Namun jika ditindik di bagian tulang rawan telinga (cartilage), dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan hingga 1 tahun untuk proses penyembuhan. Alasannya adalah karena jaringan di setiap area tubuh berbeda. Selain itu, tekanan pada setiap area tindikan selama Kamu tidur juga berbeda-beda.
Tindikan pada lidah awalnya akan membengkak. Namun, ini akan cepat sembuh selama jenis anting yang digunakan tepat. Sayangnya, logam perhiasan yang digunakan bisa jadi merusak gusi dan permukaan email gigi. Bahkan American Dental Association (ADA), kelompok dokter gigi yang menetapkan standar profesional untuk dokter gigi di Amerika, melarang tindikan oral tipe apapun karena akan menimbulkan risiko kesehatan.
Pada beberapa kasus, tindikan di bagian puting wanita dapat merusak beberapa kelenjar penghasil ASI. Ketika kelak akan menyusui, ini akan menyebabkan infeksi atau masalah lain. Untuk area tindikan yang lainnya, misalnya di lubang pusar, lebih rentan terinfeksi akibat iritasi dari pakaian yang ketat. Bagian tubuh yang ditindik memang membutuhkan udara untuk membantu proses penyembuhan.
Bila orang yang menindik Kamu mencuci tangan sebelum melakukan proses penindikan, menggunakan sarung tangan dan peralatan yang steril, serta Kamu merawat tindikan dengan baik, maka risiko infeksi akan berkurang. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan risiko tetap terjadi ya, Gengs.
Jadi, sebaiknya konsultasikan kepada dokter atau dokter spesialis sebelum Kamu menindik, khususnya bila Kamu menderita penyakit tertentu. Kamu juga bisa berkonsultasi terlebih dahulu kepada tenaga profesional yang akan menindik tubuhmu.