Kementerian Kesehatan RI, PT Freeport Indonesia, dan USAID Luncurkan PASTI Papua untuk Mempercepat Penurunan Stunting

Peluncuran program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI-Papua) dihadiri oleh ( dari kanan ke kiri): Director, Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma, Mission Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen, Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Tri Dewi Virgiyanti, Seretaris Daerah Kab. Nabire Pieter Erari. Sekretaris Daerah Mimika Petrus Yumte, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Papua dr. Silwanus Sumule SpOG, Ketua tim kerja stunting Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dahlan Choeroen, Direktur Nasional WVI Angel Theodora, Perwakilan Bappeda Prov. Papua Selatan Muh. Arie Tuyu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Asmat/Istimewa

TIMIKA,wartaplus.com - Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama PT Freeport Indonesia (PTFI), United States Agency for International Development (USAID) meluncurkan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI)-Papua, Jumat (13/9/2024).

Program ini bertujuan untuk mendukung percepatan penurunan stunting dan peningkatan status gizi anak di tiga kabupaten yang berada di dua provinsi yakni Kabupaten Mimika dan Kabupaten Nabire (Provinsi Papua Tengah) serta Kabupaten Asmat (Provinsi Papua Selatan).

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Kementerian Kesehatan dr. Maria E. Sumiwi, MPH mengatakan kemitraan PASTI-Papua bersama Kementerian Kesehatan sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yaitu  untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.

“Upaya promotif dan preventif menjadi landasan dalam pencegahan terjadinya stunting baru di Indonesia termasuk perubahan perilaku masyarakat. Semoga dengan adanya PASTI-Papua dapat mewujudkan koordinasi dan konvergensi lintas sektor untuk percepatan penurunan stunting di wilayah Papua,”katanya.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Provinsi Papua Tengah memiliki angka prevalensi stunting sebesar 39,4 persen dengan jumlah kasus stunting sebanyak 46.128 kasus. Sementara angka prevalensi stunting di Papua Selatan mencapai 25 persen dengan jumlah kasus stunting sebanyak 33.304 kasus. Prevalensi stunting tersebut masih jauh dari harapan Pemerintah Republik Indonesia yang mencanangkan target prevalensi stunting nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Jika tidak segera ditangani, anak dengan
stunting memiliki risiko perkembangan otak yang dapat berakibat pada berkurangnya kemampuan kognitif yang mempengaruhi produktivitas kerja di masa depan. Sementara, percepatan penurunan stunting di Papua berhadapan dengan beberapa tantangan, mulai dari minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan dan pemantauan anak di Posyandu, hingga pemberian makan dengan pemberdayaan pangan lokal yang bergizi.

Senang 

Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen
mengatakan, “Pemerintah Amerika Serikat
senang dapat bekerja sama dengan PT
Freeport Indonesia dalam mendukung upaya Pemerintah Indonesia mencegah stunting pada anak di Provinsi Papua Tengah dan Papua Selatan. Melalui kemitraan dengan masyarakat setempat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, kami akan
mengembangkan solusi berkelanjutan yang akan mengatasi akar masalah stunting.

Director, Executive Vice President
Sustainable Development PTFI Claus
Wamafma mengatakan Freeport Indonesia
berkomitmen meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di sekitar wilayah operasi
perusahaan, salah satunya melalui investasi program kesehatan. “Melalui program PASTIPapua yang terpadu dan terintegrasi serta gotong royong semua pihak, kami berharap dapat mengakselerasi upaya penurunan
stunting dan meningkatkan status gizi anak sehingga kesehatan masyarakat Papua terlindungi,”kata Claus.
Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika Petrus Yumte mengatakan pelaksanaan intervensi penurunan stunting perlu dilaksanakan secara terintegrasi dengan pendekatan holistik dengan multi-pihak dan multi-sektor.

“Pemerintah daerah berkomitmen menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Diharapkan dengan adanya PASTI-Papua, pendekatan strategi perubahan perilaku dapat dilakukan untuk mendorong penerapan pemberian Air Susu Ibu (ASI), penerapan praktik pola makan sehat dan nutrisi yang tepat, sesuai dengan konteks lokal,” katanya.

PASTI-Papua akan meningkatkan kualitas praktik kesehatan gizi berbasis masyarakat melalui tiga pendekatan. Pertama, intervensi komunikasi perubahan perilaku sosial yang melibatkan tokoh masyarakat. Kedua, meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas melalui penguatan pelayanan kesehatan primer yang terintegrasi, komprehensif dan preventif bagi ibu, anak dan remaja.

Ketiga, meningkatkan kapasitas kelembagaan dan tata kelola kolaboratif di antara pemangku kepentingan dalam mewujudkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI) di tingkat sub-nasional sampai pada penguatan mitra lokal.Dalam implementasinya, PASTI-Papua akan dijalankan oleh Wahana Visi Indonesia yang dalam acara peluncuran hari ini diwakili oleh Direktur Nasional, Angelina Theodora.