Satu Tungku Tiga Batu Masuk Nominasi Film Internasional, Buat Masyarakat Fakfak Bangga

DR. Pieter Ell (kanan) berperan sebagai pendeta di film ‘Satu Tungku Tiga Batu’/Istimewa

JAKARTA,wartaplus.com - Nama Kabupaten Fakfak jadi perbincangan perfilman nasional, film Satu Tungku Tiga Batu ini jadi pembeda karena masuk nominasi pada dua kategori di ajang ARFF Amsterdam 2024 Annual Awards.

Film fenomenal Satu Tungku Tiga Batu yang disutradarai oleh Irham Aco Bachtiar dan Dr. Pieter Ell sebagai Produser.

Around International Festival Film (ARFF) Amsterdam merupakan ajang tahunan independen, di mana akan diberikan penghargaan kepada film-film terbaik dari seluruh dunia.

Bupati Fakfak Untung Tamsil, S.Sos, M.Si merasa bangga dan senang film Satu Tungku Tiga Batu (One Furnace Three Stones) masuk dalam nominasi Best Feature Film (Film Terbaik). Sementara Ilham Aco Bachtiar masuk sebagai nominasi Best Director (Sutradara Terbaik).

"Tentu membanggakan bagi kami di Fakfak Papua Barat khususnya di Tanah Papua karena film ini punya nilai dengan filosofi Satu Tungku Tiga Batu, filosofi tersebut sebagai cerminan toleransi antar umat beragama,"ujarnya.

Foto: Para pemain dan kru bersama dengan latar moIstimewanumen Satu Tungku Tiga Batu, yang menjadi simbol Kabupaten Fakfak, Papua Barat/Istimewa

Pieter Ell menungkapkan film yang mengangkat budaya di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, tersebut memiliki alur cerita, pesan, dan nilai yang kuat selain menampilkan estetika alam Papua yang begitu indah.

“Film ini memiliki pesan kuat bahwa keberagaman itu suatu anugerah dari Tuhan yang harus kita rawat bersama-sama. Jangan katakan kita Indonesia kalau tidak bisa menghargai orang lain yang berbeda segalanya dari kita,” seru pengacara kondang yang juga dikenal sebagai aktor layar lebar ini.

Lebih jauh pria dandy yang pernah main bareng Syahrini di film Preman Ugal-ugalan ini berharap Satu Tungku Tiga Batu bisa mendapatkan penghargaan di ARFF Amsterdam 2024 Annual Awards.

“Pasti kita berharap bisa meraih penghargaan ini, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi film yang bisa membuka mata dunia,” tukas Pieter yang ikut bermain di Satu Tungku Tiga Batu sebagai pendeta ini.

Pada kategori Best Film, Satu Tungku Tiga Batu bersaing dengan Stroke of Hope, Money Game, #Lovemyselfie, Pick Up, dan I-21. Sementara di klaster Sutradara Terbaik, Ilham Aco bersaing dengan Alexander Franskevich-Leie (Stroke of Hope), Julian Lowenthal (Money Game), Lika Berning (#Lovemyselfie), Jesus Guillermo dan Rodriguez Meneses (Pick Up), dan Peyton Savington (I-21).

Satu Tungku Tiga Batu merupakan karya lokal yang kini telah mengglobal. Di dalam film ini kental bernuansa moderasi beragama di Indonesia. “Film ini sangat bagus karena menggambarkan realitas ditengah masyarakat Indonesia yang memang berbeda-beda,” cetus Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.*