NABIRE, wartaplus.com - Sebagai upaya menjaga stabilitas harga pangan di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Bank Indonesia bersinergi dengan BULOG, Kelompok Tani (Poktan) Kaipoa dan BPD Papua telah melaksanakan BULOG Siaga yang dirangkaikan dengan Layanan Penukaran Uang pada 22-24 Agustus 2024 di Pantai MAF, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menekan tingkat inflasi di Papua Tengah sebagai tindak lanjut courtesy call bersama Pj. Gubernur Papua Tengah, Ibu Ribka Haluk pada 13 Juli 2024 terkait strategi quick wins pengendalian inflasi di Provinsi Papua Tengah.
Kegiatan BULOG Siaga diselenggarakan sebagai salah satu upaya memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat dengan harga terjangkau, sekaligus mendorong perluasan akseptasi pembayaran digital QRIS, berupa pemberian bonus 1 (satu) minyak goreng kemasan ukuran 1 liter bagi pengunjung yang menggunakan QRIS.
Selama 3 (tiga) hari penyelenggaraan kegiatan, terdapat total transaksi sejumlah 845 kg beras SPHP, 500 kg beras premium, 100 kg cabai, dan kebutuhan pokok lainnya serta mencatatkan 117 transaksi QRIS.
Dalam kegiatan ini, Bank Indonesia menggandeng Poktan Kaipoa yang beranggotakan petani cabai Orang Asli Papua (OAP) untuk mendorong peningkatan produksi cabai dan pengendalian inflasi di Kabupaten Nabire.
Poktan Kaipoa didampingi dan difasilitasi oleh Bank Indonesia dalam bentuk sarana prasarana produksi berupa irigasi teknis pertanian dan 1 (satu) unit traktor untuk membantu perluasan area penanaman.
Disamping itu, BPD Papua sebagai Bank Pengelola Kas Titipan Bank Indonesia di Kabupaten Nabire turut berpartisipasi dalam kegiatan BULOG Siaga dengan menyediakan layanan penukaran uang bagi masyarakat. Layanan ini berhasil menyerap Uang Tidak Layar Edar (UTLE) sebesar Rp26.400.000 yang didominasi oleh Uang Pecahan Kecil (pecahan di bawah Rp50.000).
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua, Faturachman berharap, melalui sinergi ini dapat berkontribusi terhadap program pengendalian inflasi di Kabupaten Nabire, dan dapat direplikasi secara lebih luas di tanah Papua.
"Sehingga masyarakat bisa merasakan dampak positif dari stabilitas harga dan ketersediaan pangan yang lebih terjamin," harapnya.(rilis)