JAYAPURA,wartaplus.com - Angka pengangguran di Kota Jayapura, Provinsi Papua, saat ini memang mengalami penurunan seiring adanya pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) di Provinsi Papua. Namun, ketersediaan lapangan kerja masih tidak sebanding dengan penduduk usia produktif di Kota Seribu Pinang yang membutuhkan pekerjaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah angkatan kerja di Kota Jayapura pada 2021 sebanyak 153.900 jiwa, mayoritas berusia 25--29 tahun.
Adapun pada tahun sama, jumlah penduduk bekerja di Kota Jayapura sebanyak 135.939 jiwa, dengan komposisi 62,98 persen laki-laki dan 37,02 persen perempuan.
Kepala BPS Kota Jayapura Jeffry Defretes mengatakan pembukaan kesempatan kerja menjadi salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran dan memperbaiki kondisi perekonomian daerah.
Membuka lapangan pekerjaan memang bukan tugas mudah, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Sejatinya hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat.
Salah satu cara memperluas kesempatan kerja bagi warga Kota Jayapura yakni dengan meningkatkan investasi di daerah. Oleh karena itu, pemkot setempat juga harus mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah serta menyediakan pelatihan kerja guna meningkatkan kemampuan kewirausahaan masyarakat.
Peningkatan kemampuan kewirausahaan masyarakat dapat ditempuh melalui pembukaan akses usaha dan pemasaran produk lokal. Selain itu bisa pula melalui pendidikan dan pengembangan industri kreatif
Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura mencatat terdapat sekitar 220.000 warga usia produktif. Angka ini setara dengan 53 persen dari 413.000 dari total penduduk di Ibu Kota Provinsi Papua ini.
Peningkatan keterampilan
Untuk menekan angka pengangguran di Kota Jayapura, Dinas Tenaga Kerja setempat terus melakukan berbagai pelatihan untuk menyiapkan sumber daya manusia terampil yang siap kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura Djoni Naa mengatakan sebelum melakukan pelatihan, pihaknya mengidentifikasi kebutuhan pasar kerja guna mengetahui peluang kerja dan kebutuhan tenaga kerja.
Hal itu dilakukan supaya pelatihan keterampilan disesuaikan dengan anggaran, dan yang terpenting, setelah pelatihan peserta bisa langsung ditempatkan ke tempat kerja.
Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura juga menyusun perencanaan kerja sektor mikro yang melibatkan beberapa perusahaan jasa perdagangan dan sektor industri. Selain itu, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga dilibatkan di dalamnya.
Cara tersebut untuk menyusun dan menganalisis kebutuhan pasar kerja dari sektor mikro dan makro. Untuk sektor makro dilakukan kemampuan analisis kebutuhan pasar kerja dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Jayapura terkait. Ada 11 sektor, antara lain, meliputi perdagangan, pariwisata, perkebunan, pertanian, perhubungan, informasi, dan komunikasi. "Dari sisi itu kami melihat kebutuhan tenaga kerja yang diminta perusahaan saat ini, seperti tenaga sekuriti (satpam)," katanya.
Selama 3 tahun berturut-turut, Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura sudah melakukan pelatihan sekuriti dan semua peserta--lebih dari 200 orang-- sudah terserap di dunia kerja, seperti ke Wamena, Papua Pegunungan, Merauke, Papua Selatan, dan di luar Papua.
Pelatihan keterampilan yang kedua di bidang otomotif, khususnya untuk kendaraan alat berat dan kendaraan ringan sepeda motor untuk usaha bengkel.
Dalam pelatihan itu dilakukan langsung uji kompetensi agar pencari kerja dapat memiliki sertifikat standar nasional sehingga bisa dipakai di dunia kerja, tidak hanya di Kota Jayapura tetapi di luar Provinsi Papua.
Ke depan, pihaknya berencana melakukan pelatihan kerja di sektor jasa perhotelan. Hal tersebut berkaitan dengan pembangunan di Kota Jayapura yang semakin pesat sehingga membutuhkan tenaga terdidik di sektor perhotelan dan restoran.
Upaya menekan angka pengangguran, seperti pelatihan, terus dilakukan agar para pencari kerja tidak hanya berpikir untuk menjadi aparatur sipil negara (ASN), karena di Papua sesungguhnya banyak lapangan kerja, baik di sektor formal maupun informal.
Saat ini angka pengangguran di Kota Jayapura mengalami penurunan dengan adanya pemekaran DOB di Papua. Hal tersebut dilihat dari angka pengurusan kartu kuning di Disnaker setempat, yang setiap tahun mengalami penurunan
Pencari kerja yang mengurus kartu AK1 hingga Juli 2024 sebanyak 500 kartu. Jumlah ini bisa berkurang, sebab ada pengangkatan ASN ke daerah otonomi baru dan juga pengiriman tenaga kerja sekuriti ke provinsi lain di Tanah Papua.
Angka pengangguran di Kota Jayapura sebelum ada pemekaran DOB sebanyak 12-13 ribu orang, namun pada 2023 atau pasca-DOB turun menjadi 10.500 orang.
Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Disnaker sampai dengan Desember 2023 tercatat 10.173 orang, terdiri atas orang asli Papua 5.282 orang dan non-Papua 4.891 orang
Animo masyarakat
Agar mudah mendapat pekerjaan, para pencari kerja maupun calon wirausahawan wajib memiliki keterampilan mumpuni agar mampu merebut peluang dalam persaingan antarpencari kerja kerja atau usaha
Di Papua, terutama Kota Jayapura, animo warga untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja cukup tinggi. Mereka bisa mendaftar untuk mengikuti pelatihan keterampilan kerja yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Kerja dan Industri (BLKI) Provinsi Papua
Namun, BLKI Papua kadang terpaksa menolak lamaran calon peserta pelatihan karena sumber daya yang tersedia tidak mencukupi menampung seluruh peminat
Setiap tahun banyak warga yang mendaftar, tetapi BLKI hanya mampu menampung 400 peserta karena harus menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, BLKI Papua menerapkan beberapa strategi dalam peningkatan kesempatan kerja, antara lain, dengan menggelar berbagai pelatihan melalui pemagangan dan penempatan kerja bagi peserta. Selain itu melakukan penyuluhan kewirausahaan, penyediaan fasilitas informasi ketenagakerjaan, hingga menyelenggarakan bursa kerja.
Kepala Seksi Hubungan Kerja Sama dan Pemasaran BLKI Provinsi Papua M. Nadjib menyebut rata-rata alumnus peserta pelatihan kerja di BLKI Papua berhasil mendapat pekerjaan, bahkan bisa menciptakan lapangan kerja. Pencapaian tersebut mendorong BLKI makin bersemangat menyiapkan calon tenaga kerja terampil di daerah.
Salah seorang peserta pelatihan tenaga sekuriti yang digelar Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura pada September 2023, Victor Stendy Pasanea, menyebut setelah mengikuti pelatihan 2 pekan, ia mendapat ijazah pendidikan, kartu tanda anggota satpam, dan perlengkapan sekuriti. Hal ini memudahkan peserta mencari pekerjaan.
Victor, yang kini bekerja sebagai sekuriti di area PTC Entrop Jayapura, Distrik Jayapura Selatan, mengakui pelatihan tersebut membantu dirinya mendapatkan lapangan pekerjaan. Keberhasilan Victor tersebut membuktikan bahwa bekal keterampilan dari hasil pelatihan memudahkan seseorang mendapatkan pekerjaan.*
Menyiapkan Tenaga Kerja Terampil di Jayapura
Ilustrasi. Siswa SMK Negeri 3 Teknologi dan Rekayasa Jayapura Jurusan Otomotif mempraktikkan perbaikan mesin kendaraan roda dua. ANTARA/Ardiles Leloltery/Antara