MULIA, wartaplus.com - Kejadian penembakan yang berujung terjadinya kericuhan di Puncak Jaya telah mengakibatkan empat orang warga nusantara terluka, bahkan satu diantaranya meninggal dunia.
Kericuhan yang terjadi di depan RSUD Mulia, Rabu (17/07/2024) terjadi akibat ketidakpuasan keluarga korban penembakan kepada aparat TNI.
Empat korban warga nusantara yaitu Abdullah Jaelani/Suku Jawa(meninggal dunia), Arief/Suku Jawa (Luka Berat), Surati Nina/Suku Jawa (Luka Berat) dan Sani Lololembang/Suku Toraja (Luka Berat). Kempatnya baik korban luka dan meninggal dunia telah dievakuasi ke Jayapura denghan menggunakan pesawat Smart Air pada Kamis (18/07/2024).
Pj. Bupati Puncak Jaya, Dr. Tumiran, S.Sos, M.AP via telepon menyampaikan ucapan duka cita mendalam.
"Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Puncak Jaya kami menyampaikan Duka Cita mendalam kepada korban baik dari masyarakat yaitu 3 orang yang salah satunya kepala Kampung maupun dari warga Nusantara. Kejadian ini merupakan musibah bersama yang tidak kita inginkan," ucap Pj Tumiran.
"Untuk Korban telah kami bantu biaya duka dan yang luka kami tanggung biaya rujuk dan santunan," sambungnya.
Bantuan duka diserahkan Kadis Kominfo Akbar Fitrianto didampingi Kadis Kesehatan Eliatas Telenggen kepada korban yang dirujuk ke Jayapura di Bandara Mulia.
Terpisah, Pj. Sekda Yubelina Enumbi, SE yang ditemui di kediamannya mengungkapkan duka mendalam.
"Musibah ini terjadi di masyarakat, kami sama sekali tidak kami harapkan. Sudah sejak lama ini baru terjadi di Mulia, sebelumnya tidak," akunya.
"Kami turut berbelasungkawa baik kepada ketiga masyarakat kami yang di Karubate dan masyarakat kami yang kena dampak kericuhan kemarin. Kami telah bentuk tim dan bersama Dandim 1714/PJ dan Kapolres untuk dapat mempercepat pemulihan keamanan di Mulia," ucapnya.
Pj. Sekda berharap kejadian ini tidak terulang kembali dimasa depan. "Hari ini keluarga telah bersepakat berdamai dan jamin tidak ada pengrusakan dari keluarga korban. Jadi kalau terjadi sesuatu, itu berarti diluar konteks kejadian kemarin. Artinya sudah kriminal murni yang menjadi tanggung jawab TNI/Polri untuk mengamankan," tegasnya.
Penegasan ini disampaikan Yubelina, menyusul terjadinya aksi pencurian pembobolan baik rumah maupun kios milik warga. Ini dimanfaatkan oknum untuk mencari keuntungan ditengah warga yang mengamankan diri di Mapoleres maupun Makodim.
"Selepas ini kami langsung menuju Mapolres dan Makodim untuk memberikan pengguatan dan memberikan informasi ini. Agar nantinya masyarakat kami bisa kembali pulang dan beraktivitas seperti biasa," tutupnya.(rilis)